Surabaya, 22/1 (Antara) - Dinas Pendidikan Kota Surabaya mengungkapkan ada 361 guru di wilayah itu yang lolos pre tes program pendidikan profesi guru (PPG) saat rapat kerja (raker) kepala sekolah wilayah Surabaya Barat di Surabaya, Senin.

"Selanjutnya adalah tahap pemberkasan administrasi. Nanti program itu berjalan selama lima bulan. Kepala sekolah harus mencari terobosan agar peserta PPG bisa maksimal," ujar Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan.

Mantan Kepala Bapemas dan KB Kota Surabaya ini menjelaskan, program PPG menjadi jalan agar guru dapat sertifikasi setelah pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) sudah tidak diadakan per 1 Januari 2018. Pogram itu sendiri terbagi menjadi dua yakni PPG pra jabatan dan PPG dalam jabatan.

Ikhsan mengaku sengaja menyampaikan hal tersebut lebih awal agar kepala sekolah bisa membantu gurunya yang akan ikut PPG.

Ikhsan menjelaskan, tahun-tahun sebelumnya raker kepala sekolah dilaksanakan terpusat. Mulai tahun ini pihaknya membagi lima wilayah, mulai dari Barat, Utara, Timur, Selatan, dan pusat. Dengan begitu komunikasi jadi lebih intensif.

"Lebih kepada isu terbaru dan saling memberi masukan agar program yang ada di dinas sesuai dengan kebutuhan di lapangan," ujarnya.

Kepala Bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dispendik Surabaya Mamik Suparmi menambahkan, guru yang masuk kuota pretest PPG dan sudah dinyatakan lulus, diberi batas waktu sampai 2 Februari untuk melakukan pemberkasan.

Sementara yang sudah dinyatakan lulus namun belum memiliki nomor unik pendidikan dan tenaga kependidikan (NUPTK) diminta bersabar. "Soal NUPTK ini menunggu keputusan Dirjen GTK Kemendikbud," katanya.

Mamik menjelaskan, guru-guru yang belum lulus PLPG tahun lalu meski sudah diberi kesempatan mengulang sampai empat kali, tahun ini hanya bisa mengikuti PPG.

Dia menambahkan, materi dalam PPG nantinya meliputi potensi akademik, kompetensi dasar, pedagogis dan profesional, serta bakat dan minat. Ada juga workshop di kampus sebagai pembekalan awal, program pengalaman lapangan (PPL), hingga praktik penelitian tindakan kelas (PTK). Terakhir adalah ujian PPG.

"Komposisi penilaian 60 persen penguatan akademik pedagogis, bidang studi, dan desain pembelajaran. Sementara 40 persen dari PPL," ujarnya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018