Surabaya (Antara Jatim) – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendirikan Pusat Pengembangan Masyarakat dan Peradaban Islam (PPMPI) untuk merespons permasalahan yang mengatasnamakan agama akhir-akhir ini.

Rektor Unusa Prof Dr Achmad Jazidie di Surabaya, Kamis mengatakan dibentuknya pusat kajian itu karena Unusa terdorong untuk ikut berpartisipasi dalam menyelamatkan keutuhan bangsa dan berperan di tengah masyarakat yang tengah mengalami perubahan.

"Sebagai kampus yang menggunakan tag line `rahmatan Iil alamin` kami terpanggil untuk membentuk pusat kajian ini. Tidak hanya sebatas pada menggelar dan mengadakan seminar tapi lebih memberikan pemikiran strategis lewat kajian-kajian," katanya.

Pusat kajian ini, lanjut Jazidie, tidak hanya terletak pada persoalan politik sosial yang sama dengan pusat kajian serupa, tapi akan lebih mementingkan pendekatan agama dan psikologis medis sebagai latar belakang kajian. Hal itu, kata Jazidie karena Unusa memang fokus pada pengembangan bidang keilmuan kesehatan dan agama.

"Berdirinya PPMPI ini merupakan respons Unusa terhadap situasi saat ini, permasalahan agama sangat sensitif jika sudah terjadi, terlebih konflik dan kekerasan atas nama agama yang semakin meningkat di era ini merupakan persoalan kompleks yang tidak bisa dipaksa karena bukan masalah keagamaan atau persoaian teologis semata," katanya.

Di PPMPI nantinya, beberapa topik kajian teiah disiapkan antara iain terkait dengan anxiety, cognitive dissonance, depresi, giftedness, dan psikoiogi komunitas serta teori identitas, teori social movement, dan teori komunitas, yang terkait dengan cabang ilmu sosioiogis.

PPMI akan diresmikan di Surabaya, Sabtu (16/12) dengan diselanggarakan seminar bertema "Mengkaji ke-Ekstrim-an Beragama (religious extremism) dalam Perspektif Psikologi dan Sosiologi" yang menghadirkan narasumber antara lain Guru Besar UIN Syarif Hidayatuilah Jakarta Prof Dr Nasaruddin Umar.

Jazidie menjelaskan, dipilihnya tema tersebut karena secara umum, terdapat dua aliran besar dalam iimu pengetahuan yang mempersoalkan dan mempelajari "faktor penentu" terkait dengan penyebab munculnya suatu pemikiran pada manusia, yaitu faktor sosial dan individual.

"Tema ini yang kemudian kami kemas untuk menandai berdirinya lembaga kajian ini. Hasil dari seminar dan rangkaian diskusi-diskusi nantinya akan kami bukukan sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan para pengambil kebijakan agar keutuhan bangsa dan negara ini tetap terjaga," katanya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017