Bogor, (Antara) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melaporkan soliditas TNI pascaalih jabatan Panglima TNI, kepada Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis.

"Dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), semua dukung proses dari alih jabatan tersebut," kata Hadi yang didampingi KSAD Jenderal TNI Mulyono dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi saat konferensi pers usai makan bersama Presiden di Istana Bogor.

Hadi mengungkapkan laporan kepada Presiden bahwa masa transisi peralihan kepemimpinan TNI semuanya telah dilaksanakan sesuai rencana.

"Peralihan dilakukan dengan KSAD dan KSAL sehingga soliditas di tubuh TNI sangat kuat karena dukungan-dukungan tersebut," katanya.

Panglima juga mengatakan bahwa TNI harus tetap menjaga soliditas secara internal maupun soliditas dengan Polri.

"TNI-Polri bila tercapai satu kesatuan soliditas yang tinggi, tentunya juga akan berpengaruh dari seluruh aspek kehidupan yang ada," tutur Hadi.

Panglima juga mengungkapkan pertemuan petinggi TNI dengan Presiden juga membicarakan terkait industri strategis ini terus ditingkatkan.

"Karena untuk mendukung kebutuhan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, tentunya hasil dari industri strtageis ini sangat diperlukan," ujarnya.

Hadi mengungkapkan bahwa dukungan-dukungan yang sangat penting dari industri strategis ini adalah hasil dari yang sudah dilaksanakan oleh PT PAL, PT Pindad, PT DI.

"Industri strategis ini tentunya diperlukan perkuatan untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang diperlukan TNI," jelasnya.

Panglima berharap kemandirian industri strategis secara perlahan sehingga Indonesia tidak tergantung dengan industri-industri yang dari luar negeri.

"Contohnya kapal, tadi bapak KSAL juga menyampaikan bahwa pembangunan galangan kapal itu juga ada tingkatannya, ada kapal-kapal yang lebih besar akan dibangun di mana. Kalau ini lebih kecil itu akan dibangun di mana," paparnya.

Dia menjelaskan bahwa industri kapal di negara-negara lain itu tergantung dengan kelasnya, tergantung juga dengan alurnya.

"Kalau alurnya seperti di Surabaya itu juga kurang bagus atau terbatas hanya untuk kapal ringan mungkin yang kapal-kapal panjang yang besar ada di tempat lain," ungkapnya.

Hadi mengaku bahwa kebutuhan galangan kapal tersebut secara khusus dilaporkan KSAL resmi.

Panglima juga menyebut pertemuan dengan Presiden juga membahas kesejahteraan prajurit, terutama untuk kebutuhan rumah dan insentif tugas di perbatasan.

"Masalah kesejahteraan prajurit, di mana prajurit-prajurit yang melaksanakan tugas jauh dari satuan induk, tentunya jauh dari keluarga agar diperhatikan. Terutama adalah di daerah-daerah timur, daerah perbatasan," ucap Panglima, berharap.(*) 
Video Oleh Joko Susilo

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017