Surabaya (Antara Jatim) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim terus mendorong pendekatan teknologi dalam bisnis UMKM, karena sangat langkah tersebut sangat penting  menghadapi era ekonomi saat ini.

"Saat ini dunia usaha bergerak super cepat lewat digitalisasi di hampir seluruh sendi kehidupan. Tapi di sisi lain juga menghasilkan kenyataan pahit berupa limbungnya entitas usaha yang tak adaptif terhadap perubahan," kata Ketua Umum HIPMI Jatim Giri Bayu Kusumah di Surabaya, Selasa.

Giri ditemui di sela-sela pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) HIPMI Jatim mengaku terus menggeber sejumlah program yang mengajak para UMKM untuk peka terhadap pendekatan teknologi dan digitalisasi dalam dunia usaha.

"Karena itu, UMKM harus sadar bahwa bisnis tak lagi sama seperti dulu, UMKM harus berubah," kata Giri, menegaskan.
 
Oleh karena itu, Giri mengaku HIPMI Jatim telah menjalankan sejumlah program untuk membawa UMKM Jatim bisa eksis di era disrupsi ekonomi.

Pertama, kata dia, yakni dengan mengatasi masalah pendanaan dan bekerja sama dengan salah satu bank swasta nasional sejak enam bulan lalu.

"Jadi HIPMI telah menjadi semacam ‘bapak angkat‘ yang menyatakan bahwa bisnis anak muda ini layak dibiayai, sebab bisnis zaman now yang mengandalkan ide dan kekayaan pikiran tidak cukup kuantitatif untuk dihitung perbankan," kata Giri.

Giri mengaku, sudah ada lebih dari 200 anak muda yang memanfaatkan kerja sama ini dengan plafon pembiayaan Rp25 juta hingga Rp500 juta.

Program kedua, sambung Giri, mendorong pendekatan teknologi dalam bisnis UMKM, salah satunya dengan konsep penerapan teknologi tepat guna.

"HIPMI juga rutin menggelar workshop teknologi tepat guna dengan melibatkan para praktisi terbaik di bidangnya. Total telah digelar 12 kali workshop terkait itu, dan diikuti 91 UMKM," tuturnya.

Giri mengaku, pendekatan teknologi sangat penting, karena UMKM saat ini belum mempunyai tingkat efisiensi yang optimal.

"Kebanyakan dari UMKM belum mampu menciptakan skala ekonomi, antara lain karena problem teknologi," kata Giri.

Sementara itu, berdasarkan Tingkat Produktivitas Total (TPT) UMKM Jatim saat ini jauh tertinggal, karena pada usaha besar padat modal dan teknologi, TPT-nya mencapai 170 kali dari usaha kecil.

Sedangkan usaha menengah, mempunyai 3 kali TPT usaha kecil, hal ini menunjukkan betapa UMKM hanya besar dari jumlah unit usaha, namun dalam skala bisnis, kalah jauh dibanding perusahaan padat modal dan teknologi.

Oleh karena itu, Giri mengaku, pada Musda HIPMI Jatim diharapkan bisa menjadi sarana memperkuat komitmen guna memenangkan anak muda di tengah persaingan bisnis nasional.

"Hari ini kami menggelar musyawarah daerah. Dihadiri 38 perwakilan kabupaten/kota. Momen ini menjadi penguat komitmen HIPMI untuk terus berdiri bersama UMKM agar semua potensi eonomi Jatim bisa menang di tengah persaingan global," katanya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017