Surabaya (Antara Jatim) - Energi listrik menjadi salah satu komponen penting dalam sebuah investasi di daerah, dan keberadaannya menjadi barang vital bagi dunia industri, sebab tanpa adanya listrik yakinlah investasi dan industri tidak akan pernah masuk ke suatu daerah.

Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang dianggap paling siap menyambut investasi tersebut, sebab komponen pendukung utamanya yakni listrik sudah mengalami surplus atau memiliki daya lebih dibanding daerah lainnya.

Sehingga, PLN Distribusi Jatim sebagai pemilik resmi keberadaan listrik di wilayah itu menyatakan siap, bahkan menantang berapa pun kebutuhan atau keinginan listrik apabila ada investasi atau industri yang masuk ke kawasan setempat, perusahaan listrik milik negara itu siap melayani.

Berdasarkan catatan, PLN setempat mengalami surplus sebesar 3.300 Mega Watt (MW), dan memiliki total daya mencapai 8.600 MW dengan beban puncak rata-rata mencapai 5.300 MW.

Kelebihan daya itu, hingga kini disalurkan ke beberapa wilayah tetangga seperti sebagian di Provinsi Bali dan sebagian yang lain di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

"Secara daya kami mengalami surplus, dan sebagian kami kirim untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Barat, di antaranya Jawa Tengah dan Jawa Barat sebesar 1.300 MW dan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bali sebesar 300 MW," kata Manajer Komunikasi Hukum dan Adminitrasi PLN Distribusi Jatim, Wisnu Yulianto.

Oleh karena itu, Wisnu mengaku pihaknya membuka secara lebar peluang investasi di Jawa Timur karena keberadaan infrastruktur kelistrikan sudah siap sepenuhnya, ditambah beberapa infrastruktur jalan yang terus dikebut oleh pemerintah pusat.

Wisnu mengakui, keberadaan surplus listrik di Jatim juga telah menjadi daya tarik tersendiri bagi investor asing maupun dalam negeri.

Ia mencatat, beberapa perusahaan besar dalam kurun 2017 telah melakukan kontrak kerja sama atau MoU dengan PLN Jatim untuk memperlebar investasinya, dan siap menyerap listrik di beberapa wilayah yang menjadi cakupan PLN Jatim, seperti Nusa Tenggara dan Bali.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara (JTBN), Djoko R Abumanan mengaku telah menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) di wilayah Nusa Tenggara.

"Di Nusa Tenggara saat listrik mulai diserap, karena kami tanda tangan SPJBTL, khususnya dengan pelanggan bisnis dan industri. Investasi ini diharapankan dapat berdapak positif bagi pertumbuhan ekonomi di masyarakat," kata Djoko.

Ia mengatakan, pelanggan potensial yang melakukan kerja sama SPJBTL di wilayah Nusa Tenggara adalah pelanggan yang ada pada sektor tambak, kesehatan dan pendidikan dengan total daya sebesar 1,7 MVA. 

Di antaranya adalah Rumah Sakit Umum Kota Mataram dan Politeknik Pariwisata Lombok yang berada di Kota Mataram, PT Rhaee Royal Vannanei yang berlokasi di Sumbawa, serta UD Sulindo Persada yang berlokasi di Bima.

Sedangkan di Nusa Tenggara Timur adalah dengan PT Gulf Mangan yang bergerak pada industri smelter dengan rencana pemasangan baru sebesar 20 MVA.

Kerja sama ini, kata dia, jadi satu bagian dengan sejumlah pelanggan potensial di Jawa Timur, di antaranya Kawasan Industri Probolinggo, PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Aplus Pasific yang berlokasi di Gresik, PT Meta Adhya Tirta Umbulan dan PT Megah yang berlokasi di Pasuruan, dengan total daya yang akan disambung mencapai 107,4 MVA.

 "Kalau total ada 10 pelanggan potensial di Provinsi Jawa Timur, NTB, dan NTT dengan total daya 129 Mega Volt Ampere (MVA)," tuturnya.

Djoko mengatakan, secara rinci cadangan daya listrik khususnya di Jawa Timur sebesar 2.063 MW, dengan beban puncak sebesar 5197 MW.

Untuk Bali memiliki cadangan daya sebesar 512 MW, dengan beban puncak sebesar 773 MW.

NTB memiliki cadangan daya sebesar 74,01 MW, dengan beban puncak sebesar 351,48 MW, dan untuk NTT memiliki cadangan daya sebesar 36, 95 MW, dengan beban puncak sebesar 152,57 MW.

"Ketersediaan surplus daya ini merupakan komitmen kami untuk terus mendukung ketersediaan listrik di tanah air dan membuka peluang investasi," katanya.

Ia berharap ketersediaan listrik ini dapat mendorong munculnya industri dan usaha baru di daerah yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Permudah Investasi

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengklaim wilayahnya memiliki berbagai keunggulan dibanding daerah lain sebagai wilayah tujuan investasi, karena selain memiliki surplus daya listrik, pihaknya juga telah menyiapkan kemudahan. 

Kemudahan menunjang investasi tersebut, kata dia, adalah memudahkan melalui empat jaminan pemerintah seperti kemudahan perizinan, penyelesaian masalah perburuhan, ketersediaan "power plant" dan fasilitasi penyediaan tanah.

Kemudahan yang diberikan Pemprov Jatim dalam hal investasi diakui Dubes Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar.

Ia memuji kepemimpinan Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo membuat investasi semakin berkembang, ditambah jaminan kondisi keamanan saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak 2018.

"Tentu ini akan sangat memberikan kepercayaan bagi investor Singapura yang ingin ke Jatim," katanya.

Ia menyebut, perusahaan Singapura merupakan salah satu investor besar di Jatim, mulai bidang properti, retail, makanan dan minum, maupun pelabuhan, dengan kondisi pada semester I tahun 2017 mencapai 7,34 miliar dolar AS atau sudah menyumbang 50 persen dari Penyertaan Modal Asing (PMA) di Jatim.

Sementara itu, berdasarkan data Pemprov Jatim, di bidang investasi urutan lima besar bidang investasi ditempati Singapura, Tiongkok, Jepang, Korea dan Amerika Serikat.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017