Surabaya (Antara Jatim) - Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur mengenalkan cerita Gajah Sumatera yang berhati lembut dalam "Story of the Gentle Giant" yang digelar di wilayah setempat, Minggu.

"Dalam acara Story of the Gentle Giant kami berusaha menyampaikan pesan untuk memberikan edukasi sejak dini soal pelestarian lingkungan dan makhluk hidup terutama pada Gajah Sumatera," kata Humas PDTS KBS, Laily Widya Arishandi di Surabaya.

Laily mengatakan, dengan cerita itu KBS mengajak masyarakat untuk mencintai dan melestarikan Gajah Sumatera yang keberadaaannya mulai terancam.

 Ia mengatakan "Story of the Gentle Giant" merupakan cerita mengenai Gajah Sumatera yang dikenal dengan postur besar seperti raksasa, namun berhati lembut.

 Dengan cerita itu, Laily berharap, anak-anak akan semakin mencintai keberadaan Gajah Sumatera yang masuk dalam daftar merah "The International Union For Conservation of Nature" (IUCN) sebagai spesies kritis.

"Kami di KBS mengajak berbagai pihak untuk peduli terhadap keberadaan Gajah Sumatera," tuturnya.

 Ia mengatakan ada beberapa gerakan Gajah Sumatera yang dihimpun Forum Komunikasi Mahout Sumatera (FOKMAS) untuk bisa diketahui agar pengunjung mengerti kebiasaan gajah.

"Di antaranya mengangkat kaki bersamaan dengan belalai, duduk, berbaring dan lainnya," kata Laily.

Laily menjelaskan, ada perbedaan antara Gajah Sumatera dan Gajah Afrika, dan untuk postur Gajah Afrika lebih besar dibandingkan Gajah Sumatera.

 "Telinga Gajah Afrika juga lebih lebar dari pada Gajah Sumatera. Kepala Gajah Afrika lebih rata, sedangkan Gajah Sumatera bergelomban," katanya.

 Salah satu pelatih Gajah Sumatera KBS, Rendra Setiawan mengatakan, pentingnya mengenal karakter dan keberadaan gajah, khususnya yang jinak di lembaga konservasi, tujuannya untuk mempertahankan populasinya di luar yang semakin menurun.

 "Saat ini seringkali Gajah Sumatera dinilai sebagai hama karena mereka masuk ke kampung, sehingga terjadi konflik antara Gajah dan manusia. Dengan adanya gajah jinak, maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir. Namun sebagai manusia, kita semua juga harus menjaga keberadaan Gajah Sumatera," katanya.

 Ia mengatakan, keberadaan Gajah Sumatera jinak lembaga konservasi juga perlu dipertahankan, karena berfungsi menghalau gajah liar yang berniat masuk ke kampung.

 "Gajah jinak yang ada di lembaga konservasi bisa menghalau gajah liar agar tidak terjadi konflik dengan manusia," tuturnya.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017