Surabaya, (Antara Jatim) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof M Nasih menyebut mendiang mantan rektor Unair Prof Dr dr Marsetio Donosepoetro telah meninggalkan warisan berharga untuk kampusnya karena menanamkan kedisiplinan dan dedikasi yang bisa diterapkan hingga saat ini.

Nasih saat ditemui di rumah duka di Surabaya, Sabtu mengatakan kedisiplinan dan karakter yang ditunjukkan Marsetio sangat luar biasa. Begitu pula dedikasi untuk almamater dan bangsa Indonesia sehingga ditunjuk untuk menjadi Duta Besar Indonesia untuk Unesco.

"Hal ini menunjukkan beliau mempunyai komitmen dan dedikasi luar biasa. Beliau menanamkan dedikasi untuk anak didik di Fakultas Kedokteran begitu pula saat menjadi rektor," tutur Nasih.

Secara akademik, karakter disiplin yang dipunyai almarhum begitu terasa di kampusnya hingga saat ini. Ketika menjadi rektor kondisi Unair saat itu, kata Nasih membutuhkan seorang pendidik yang cukup tegas serta memiliki komitmen yang tinggi untuk perkembangan universitas.

"Catatan terpenting terkait pembinaan dan pembentukan karakter terhadap mahasiswanya juga tetap pada posisi bukan hanya 'hard skill', namun dia juga menanamkan 'soft skill' yang sekarang sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa," ujarnya.

Nasih secara pribadi dan mewakili sivitas Unair mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Dirinya berharap almarhum diberikan jalan yang terbaik di sisi Tuhan.

Prof Dr dr Marsetio Donosepoetro, meninggal dunia di kediamannya di Jln. Dharmawangsa 27 Surabaya, Sabtu pukul 09.10 WIB di usia ke-87 tahun.

Almarhum Prof Marsetio rencananya disemayamkan di Rektorat Unair pada hari Minggu (19/11) pada pukul 08.00 untuk mendapat penghormatan dari sivitas Unair, sebelum dimakamkan di TPU Keputih Surabaya pada pukul 09.00.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017