Surabaya (Antara Jatim) - Kabupaten Kediri, Jawa Timur, siap mengangkat cerita-cerita budaya panji ke dalam bentuk seni pertunjukan, setelah diakui "United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization" (UNESCO) sebagai warisan dunia dalam kategori "Memory of the World" (MoW).
     
"Cerita Panji itu sejarah dan Kediri sudah diakui UNESCO sebagai daerah asal mula dari kebudayaan Panji," ujar Bupati Kediri Haryanti Sutrisno di Surabaya, Jumat malam.
     
Pendaftaran Cerita Panji sebagai warisan budaya dunia dilakukan sejak tahun 2016 dan UNESCO secara resmi telah menetapkannya sebagai Memory of the World tertanggal 31 Oktober 2017.
     
Dalam situsnya, UNESCO mendeskripsikan Cerita Panji sebagai dongeng dari abad ke-13, mengenai petualangan Pangeran Panji, seorang pahlawan Jawa yang mencari sang kekasih Puteri Candra Kirana. 
     
Cerita Panji yang muncul di masa Kerajaan Kediri menandai kebangkitan Sastra Jawa, setelah seblumnya dibayangi epos besar Ramayana dan Mahabharata dari India yang telah masuk ke bumi Nusantara sejak abad 12.
     
Cerita Panji dari Kediri semakin populer di masa Kerajaan Majapahit karena disebarkan oleh para pedagang melalui perjalanan laut hingga sampai ke Bali, Malaysia, Thailand, Myanmar, Kamboja dan Filipina.  
     
Hal itu membuat Cerita Panji menjadi salah satu karya populer dalam literatur di Asia Tenggara hingga abad ke- 18.
     
Bupati Haryanti mengatakan setiap tahun Kabupaten Kediri memiliki agenda Pekan Budaya yang selalu mengangkat cerita panji.
     
"Setelah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai daerah asal cerita Panji, kini kami siap mengembangkannya ke dalam bentuk seni pertunjukan," katanya.
     
Di antaranya saat ini sedang menyiapkan kostum-kostum untuk kepentingan pertunjukan yang berbasis dari cerita panji pada Pekan Budaya Kabupaten Kediri tahun depan. Selain itu juga menyiapkan rumah-rumah budaya panji pada pekan budaya tersebut.
     
"Pekan Budaya tahun depan berlangsung bulan Juni, silahkan datang ke Kediri," ucapnya. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017