Bojonegoro (Antara Jatim) - Pengunjung objek wisata edukasi gerabah di Desa Rendeng, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meningkat dari 6.752 wisatawan domestik (wisdom) menjadi 16.279 wisdom terutama kalangan pelajar per November.
Kepala Desa Rendeng, Kecamatan Malo, Bojonegoro M. Muslich, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan meningkatkan pengunjung wisdom wisata edukasi tidak lepas adanya pengembangan produksi gerabah tradisional menjadi gerabah modern berupa boneka film kartun.
Tidak hanya itu, lanjut dia, pengembangan yang dilakukan Tim Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) yang menjadikan gerabah tradisional macan sebagai Ikkon dengan sebuatan "Si Gogor" juga mampu mendongkrak jumlah pengunjung termasuk omzet pedagang.
Ia menyebutkan pemesan gerabah pengembangan IKKON seperti catur gerabah diminati konsumen. Harga gerabah catur yang berkolaborasi dengan kerajinan kayu jati sebagai papan Rp500.000 per satu set catur lengkap dengan papannya.
Selain itu juga lampu hias dengan harga Rp75.000 per set dan cangkir kopi gerabah yang diberi pegangan aluminium Rp15.000 per set. Pemesan catur, lampu hias juga set cangkir gerabah tidak hanya lokal, tetapi juga dari luar daerah seperti Malang dan Surabaya.
Hanya saja, lanjut dia, perajin yang bisa mengembangkan gerabah pengembangan IKKON baru tiga perajin dari sekitar 400 perajin gerabah di desa setempat. Sebab, para perajin gerabah di desa setempat lebih memilih memproduksi gerabah tradisional yang lebih cepat bisa terjual.
"Tapi kami akan terus mendorong perajin lainnya bersedia memproduksi gerabah pengembangan IKKON, sebab harga jualnya lebih menguntungkan dibandingkan gerabah tradisional," katanya menjelaskan.
Mengenai pengunjung yang datang, kata dia, sebagian untuk berwisata edukasi terutama kalangan pelajar yang datang tidak hanya lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam berwisata, menurut dia, wisdom kalangan pelajar bisa membuat gerabah berbagai boneka kartun, juga mengecat yang kemudian hasilnya bisa dibawa pulang."Paket wisata edukasi gerabah mulai Rp15.000 per paket sampai Rp25.000 per paket.
Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Wahyu Setiawan, yang menyatakan Desa rendeng, Kecamatan Malo, sangat berpeluang menjadi objek wisata edukasi dengan skala Nasional.
Hanya saja, menurut dia, pemkab juga harus segera menyosialisasikan wisata edukasi kewiarausahaan secara dini kepada anak-anak melalui lembagai pendidikan yang ada.
"Sosialisasi juga bisa dilakukan melalui sekolah alam selain sekolah kewirausahaan," ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro Agus Supriyanto, pengembangan gerabah yang dilakukan Tim IKKON juga kerajinan lainnya akan dipamerkan dalam pameran di Bandung.
"Waktu persisnya kami belum tahu, tetapi pada November ini," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kepala Desa Rendeng, Kecamatan Malo, Bojonegoro M. Muslich, di Bojonegoro, Selasa, menjelaskan meningkatkan pengunjung wisdom wisata edukasi tidak lepas adanya pengembangan produksi gerabah tradisional menjadi gerabah modern berupa boneka film kartun.
Tidak hanya itu, lanjut dia, pengembangan yang dilakukan Tim Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) yang menjadikan gerabah tradisional macan sebagai Ikkon dengan sebuatan "Si Gogor" juga mampu mendongkrak jumlah pengunjung termasuk omzet pedagang.
Ia menyebutkan pemesan gerabah pengembangan IKKON seperti catur gerabah diminati konsumen. Harga gerabah catur yang berkolaborasi dengan kerajinan kayu jati sebagai papan Rp500.000 per satu set catur lengkap dengan papannya.
Selain itu juga lampu hias dengan harga Rp75.000 per set dan cangkir kopi gerabah yang diberi pegangan aluminium Rp15.000 per set. Pemesan catur, lampu hias juga set cangkir gerabah tidak hanya lokal, tetapi juga dari luar daerah seperti Malang dan Surabaya.
Hanya saja, lanjut dia, perajin yang bisa mengembangkan gerabah pengembangan IKKON baru tiga perajin dari sekitar 400 perajin gerabah di desa setempat. Sebab, para perajin gerabah di desa setempat lebih memilih memproduksi gerabah tradisional yang lebih cepat bisa terjual.
"Tapi kami akan terus mendorong perajin lainnya bersedia memproduksi gerabah pengembangan IKKON, sebab harga jualnya lebih menguntungkan dibandingkan gerabah tradisional," katanya menjelaskan.
Mengenai pengunjung yang datang, kata dia, sebagian untuk berwisata edukasi terutama kalangan pelajar yang datang tidak hanya lokal, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Dalam berwisata, menurut dia, wisdom kalangan pelajar bisa membuat gerabah berbagai boneka kartun, juga mengecat yang kemudian hasilnya bisa dibawa pulang."Paket wisata edukasi gerabah mulai Rp15.000 per paket sampai Rp25.000 per paket.
Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Wahyu Setiawan, yang menyatakan Desa rendeng, Kecamatan Malo, sangat berpeluang menjadi objek wisata edukasi dengan skala Nasional.
Hanya saja, menurut dia, pemkab juga harus segera menyosialisasikan wisata edukasi kewiarausahaan secara dini kepada anak-anak melalui lembagai pendidikan yang ada.
"Sosialisasi juga bisa dilakukan melalui sekolah alam selain sekolah kewirausahaan," ucapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Bojonegoro Agus Supriyanto, pengembangan gerabah yang dilakukan Tim IKKON juga kerajinan lainnya akan dipamerkan dalam pameran di Bandung.
"Waktu persisnya kami belum tahu, tetapi pada November ini," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017