Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan sejak 1 Januari 2017 hingga kini sebanyak 15 warga tewas tenggelam disebabkan berbagai hal di Bengawan Solo,  sungai maupun embung.

Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Edi Susanto, Kamis mengatakan penyebab warga tewas tengelam bermacam-macam, mulai bermain-main mandi kemudian tenggelam karena tidak bisa berenang.

Selain itu, lanjut dia, ada juga bisa berenang tetapi terseret derasnya air sungai atau sakitnya kambuh ketika bermain-main di air. Ia mencontohkan seorang bocah Ahmad Arsyad Al Haidar (7) tenggelam di kolam renang Tirta Sembada di Desa Kemamang, Kecamatan Balen, pada 5 November.

Ia ketika mandi di air kolam renang anak-anak penyakitnya kambuh kemudian tenggelam, sedangkan kakaknya yang menjaga sedang meninggalkan lokasi kolam renang.

Menurut dia, warga di daerahnya yang tewas tenggelam bisa di Bengawan Solo, sungai atau embung rutin terjadi setiap tahun. Dari 15 korban tewas tenggelam itu, enam warga diantaranya, tewas tenggelam di Bengawan Solo, sedangkan lainnya di sungai dan embung termasuk kolam renang.

"Tapi kejadian warga tewas tenggelam juga terjadi di berbagai daerah lain tidak hanya di Bojonegoro. Ya faktornya bukan karena ada Bengawan Solo saja," ucap Anggota SAR BPBD Sukirno menambahkan.

Yang jelas, ia mengimbau kepada orang tua untuk selalu mengawasi anak-anaknya yang bermain-main di air terutama di sungai yang arusnya deras.

Ia memberikan gambaran Bengawan Solo arusnya cukup deras tidak hanya musim banjir, tetapi juga ketika musim kemarau.

"Ya paling tidak orang tua menjaga anak-anaknya kalau mandi di kolam renang atau sungai agar tidak terjadi anak tenggelam," kata dia menjelaskan.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono menambahkan korban tewas tenggelam juga korban tewas akibat bencana di daerahnya memperoleh santunan yang diberikan kepada ahli warisnya sebesar Rp5 juta per jiwa.

"Pemkab sudah mewajibkan kepada semua lembaga pendidikan mulai SD sampai SLTA untuk memberikan pendidikan berenang kepada para siswa sebagai antisipasi mengurangi korban tewas tenggelam," ucapnya menambahkan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017