Bondowoso (Antara Jatim) - Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Bondowoso Munandar mengatakan tanaman kunyit yang saat ini mulai dikembangkan di daerah itu mampu memproduksi enam hingga tujuh ton per hektare.

"Rata-rata tanaman kunyit yang ada di Kecamatan Prajekan dan Kecamatan Cerme seluas sekitar 250 hektare itu dapat memproduksi enam hingga tujuh ton per hektare (ha)," katanya di Bondowoso, Jawa Timur, Selasa.

Untuk pemasaran kunyit milik petani di Kota Tapai itu, kata dia, saat ini mereka (petani) tidak kesulitan karena pemerintah daerah setempat telah memfasilitasi pemasarannya ke perusahaan jamu yang ada di Surabaya.

Ia menyebutkan harga kunyit yang dijual ke perusahaan jamu saat ini Rp1.300 hingga Rp1.500 per kilogram.

Kunyit yang dibudidayakan oleh petani setempat itu adalah jenis tanaman kunyit lokal.

"Jenis tanaman kunyit yang dipasarkan ke perusahaan jamu itu adalah jenis kunyit yang warnanya kekuning-kuningan, karena kunyit putih tidak diterima di perusahaan jamu," ucapnya.

Dia mengatakan para penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari Dinas Pertanian Bondowoso saat ini diminta untuk terus melakukan pembinaan kepada masyrakat agar lebih berminat membudidayakan tanaman kunyit.

"Sebelumnya, budi daya tanaman kunyit kurang diminati oleh masyarakat, namun sekarang karena penjualannya sudah ada yakni perusahaan jamu yang difasilitasi pemerintah daerah," katanya.

Data pada 2017, Kelompok Tani Tegal Makmur, Desa Sempol, Kecamatan Prajekan, mendapatkan juara satu lomba agribisnis budi daya tanaman kunyit tingkat Jawa Timur. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017