Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menekankan pentingnya penyelesaian permasalahan perumahan di Kota Pahlawan yang tidak hanya membangun rumah warganya, melainkan juga membangun lingkungan kampungnya.
     
"Kami mengajari dan membantu warga Surabaya dalam pengelolaan kampung di Surabaya. Seperti halnya dalam pengelolaan sampah," kata Risma di Surabaya, Selasa.

Menurut dia, sampah organik bisa menjadi pupuk, sedangkan pupuknya bisa untuk bercocok tanam. Dari hasil cocok tanam itu, bisa dijual dan warga bisa mendapatkan pendapatan tambahan.

Jadi, kata Risma, Pemkot Surabaya tidak membangun rumah warganya, melainkan membangun lingkungan kampungnya. Sehingga warga bisa mendapatkan pendapatan dari pembangunan kampung. 

"Bila pendapatan warganya tinggi, warganya bisa membangun rumahnya sendiri. Sedangkan apabila warga Surabaya tidak memiliki pendapatan yang cukup kami memberikan pelatihan," kata Risma.

Risma mengatakan banyak hal yang telah diberikan kepada warga Surabaya, seperti halnya Pahlawan Ekonomi, Pejuang Muda, pelatihan penggunaan komputer di BLC (Boardband Learning Centre). 

"Mulai dari ibu–ibu rumah tangga hingga anak muda, mereka mendapatkan pelatihan ini untuk meningkatkan pendapatan keluarga mereka," katanya.

Untuk masalah tempat tinggal, Pemkot Surabaya sendiri memiliki rumah susun yang memiliki harga sewa murah. Masyarakat bisa tinggal di rusun milik Pemkot Surabaya dengan tarif sewa Rp10 ribu hingga Rp96 ribu.  

Hal ini bisa didapatkan oleh warga Surabaya dengan syarat dan ketentuan berlaku, seperti halnya belum memiliki rumah atau warga bantaran pinggir sungai.

"Di rusun ini kami juga memberikan fasilitas lengkap, berupa taman, lapangan olah raga, bis sekolah, BLC, serta sentra PKL dekat dengan rusun. Ini yang kita lakukan di Surabaya," katanya. 

Saat ditanya kenapa harus sewa tinggal di rumah susun, Risma menjelaskan jika mereka sudah mampu untuk membeli rumah, mereka bisa keluar dan bisa digunakan oleh orang lain yang lebih membutuhkan.

Harapannya, lanjut dia, saat warga Surabaya yang tinggal di rusun bisa mendapatkan pendapatan tambahan dari pelatihan untuk wirausaha, serta menekan biaya pengeluaran, masyarakat tersebut mampu membeli rumah milik mereka sendiri.

Atas dasar itu, lanjut dia, Pemerintah Filipina memilih Surabaya sebagai lokasi studi banding terkait permasalahan perumahan di perkotaan. Menurutnya Surabaya yang dianggap mampu menyelesaikan berbagai permasalahan perumahan, menjadi alasan studi banding ini. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017