Surabaya (Antara Jatim) - "World is Hoax" dipilih menjadi tema dalam Pameran seni rupa "Biennale Jatim 2017" yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemprov Jawa Timur.
     
"Tema pameran ini dalam bahasa Indonesia kira-kira 'Dunia adalah Panggung Sandiwara'," ujar Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Restu Gunawan, saat menghadiri pembukaan pameran di Surabaya, Senin (9/10) malam. 
     
Dia menyambut positif ajang pameran akbar seni rupa yang digelar setiap dua tahun sekali (biennale) oleh Disbudpar Pemporv Jatim ini.  
     
"Saya mengamati kualitas karya-karya pelukis asal Jawa Timur semakin bagus," ujarnya. 
     
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf berkesempatan membuka pameran yang berlangsung di Galeri Prabangkara, Kompleks Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali, Surabaya, itu mengaku suka dengan tema pameran ini. 
   
"Karena dunia kita sekarang memang sedang dipenuhi hoax, yang kiranya menjadi tantangan kita semua, termasuk seniman," ujarnya.
     
Lebih lanjut Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Ipul itu mengungkapkan bahwa Biennale Jatim 2017 menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Timur memiliki seniman-seniman hebat yang bisa dibanggakan. 
     
"Seniman adalah modal besar bagi kita untuk berkontribusi di industri kreatif.  Para seniman inilah yang kita harapkan untuk bisa memajukan industri kreatif," katanya. 
     
Kepala Disbudpar Jatim Jarianto mengatakan Biennale Jatim telah rutin digelar sejak tahun 2005.
     
"Penyelenggaraan tahun ini adalah Biennale Jatim yang ke tujuh. Kami berharap dari ajang ini dapat menumbuhkan daya apresiasi masyarakat terhadap seni rupa," ujarnya, menjelaskan.  
     
Pameran Biennale Jatim 2017, yang berlangsung  9 - 22 Oktober itu, menampilkan karya-karya seni rupa dari 27 seniman yang telah dipilih oleh kurator.
     
Kurator Asy Syams mengungkapkan untuk memenuhi tema "World is Hoax", dalam pameran yang tidak menyediakan katalog bagi para pengunjung ini, lebih mengurangi menampilkan karya-karya "fine art" atau lukisan.
     
"Jadi kami sengaja memilih perupa yang lebih menggeluti proses berkarya dengan lintas disiplin atau 'intermedia' untuk memenuhi tema 'World is Hoax'," katanya. 
     
Dia menambahkan tema "World is Hoax" dipilih untuk menggambarkan masyarakat yang saat ini digempur oleh berbagai informasi di era digital. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017