Trenggalek (Antara Jatim) - Nelayan bersama sejumlah penggiat lingkungan menemukan seekor penyu
lekang (Lepidochelys Olivacea) mati terdampar di Pantai Taman Kili-kili,
Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, dengan badan penuh luka tertancap
mata kail (pancing).
"Bangkai penyu lekang itu kami temukan sekitar satu kilometer dari kawasan konservasi penyu yang kami kelola, kemarin (2/10)," kata salah seorang penggiat lingkungan yang juga Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Konservasi Penyu Taman Kili-kili, Ari Gunawan di Panggul, Trenggalek, Selasa.
Saat ditemukan, nyawa satwa dilindungi itu sudah tidak tertolong. Saat coba dievakuasi, Ari dan sejumlah nelayan dan anggota pokmaswas menemukan kaki penyu terjerat tali (benang) pancing yang membelit dan melukai sekujur tubuhnya.
"Kemungkinan penyu ini terkena tali pancing nelayan saat akan menepi ke Pantai Taman Kili-kili untuk bertelur," ujarnya.
Hingga Rabu sore, bangkai penyu dibiarkan masih berada di tepi Pantai Taman Kili-kili, namun nelayan sudah melepas 110 mata kail yang menancap di badan penyu malang tersebut.
"Ada bekas luka menganga di leher yang diduga akibat tusukan benda tajam. Mungkin ada yang berusaha menangkap saat mulai terkena jaring atau alat pancing nelayan namun lolos," ujar Sodikin, nelayan setempat.
Menurut Ari Gunawan, penyu induk yang ditemukan mati terkena jerat tali pancing atau jaring itu berusia 40-an tahun, dengan panjang satu meter dan bobot sekitar 200 kilogram.
"Butuh empat orang untuk menggotong bangkai penyu dan dievakuasi ke tepi pantai," ujarnya.
Jika saja belum membusuk, kata Ari Gunawan, bangkai penyu tersebut bisa menjadi sarana edukasi kepada masyarakat utamanya anak-anak sekolah.
"Kalau sekarang tidak bisa, karena bau," kata Ari.
Pihak Pokmaswas Konservasi Penyu Taman Kili-kili berencana untuk mengubur bangkai penyu tersebut.
Beberapa bulan berikutnya bangkai penyu tersebut akan menyisakan tulang dan tempurung.
Sisa-sisa itulah yang nanti akan di ambil untuk menjadi salah satu bahan atau sarana edukasi kepada masyarakat.
"Setelah tidak bau lagi akan kita ambil tulang-tulangnya nanti," ujarnya.
Kasus penyu yang mati akibat perburuan, menurut data Pokmaswas Kosenrvasi Taman Kili-kili, sebenarnya jauh menurun.
Tetapi kematian akibat terkena jaring nelayan atau tersedot baling-baling kapal hingga terjebak di sistem generator PLTU Sudimoro, Pacitan dikabarkan acap terjadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Bangkai penyu lekang itu kami temukan sekitar satu kilometer dari kawasan konservasi penyu yang kami kelola, kemarin (2/10)," kata salah seorang penggiat lingkungan yang juga Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Konservasi Penyu Taman Kili-kili, Ari Gunawan di Panggul, Trenggalek, Selasa.
Saat ditemukan, nyawa satwa dilindungi itu sudah tidak tertolong. Saat coba dievakuasi, Ari dan sejumlah nelayan dan anggota pokmaswas menemukan kaki penyu terjerat tali (benang) pancing yang membelit dan melukai sekujur tubuhnya.
"Kemungkinan penyu ini terkena tali pancing nelayan saat akan menepi ke Pantai Taman Kili-kili untuk bertelur," ujarnya.
Hingga Rabu sore, bangkai penyu dibiarkan masih berada di tepi Pantai Taman Kili-kili, namun nelayan sudah melepas 110 mata kail yang menancap di badan penyu malang tersebut.
"Ada bekas luka menganga di leher yang diduga akibat tusukan benda tajam. Mungkin ada yang berusaha menangkap saat mulai terkena jaring atau alat pancing nelayan namun lolos," ujar Sodikin, nelayan setempat.
Menurut Ari Gunawan, penyu induk yang ditemukan mati terkena jerat tali pancing atau jaring itu berusia 40-an tahun, dengan panjang satu meter dan bobot sekitar 200 kilogram.
"Butuh empat orang untuk menggotong bangkai penyu dan dievakuasi ke tepi pantai," ujarnya.
Jika saja belum membusuk, kata Ari Gunawan, bangkai penyu tersebut bisa menjadi sarana edukasi kepada masyarakat utamanya anak-anak sekolah.
"Kalau sekarang tidak bisa, karena bau," kata Ari.
Pihak Pokmaswas Konservasi Penyu Taman Kili-kili berencana untuk mengubur bangkai penyu tersebut.
Beberapa bulan berikutnya bangkai penyu tersebut akan menyisakan tulang dan tempurung.
Sisa-sisa itulah yang nanti akan di ambil untuk menjadi salah satu bahan atau sarana edukasi kepada masyarakat.
"Setelah tidak bau lagi akan kita ambil tulang-tulangnya nanti," ujarnya.
Kasus penyu yang mati akibat perburuan, menurut data Pokmaswas Kosenrvasi Taman Kili-kili, sebenarnya jauh menurun.
Tetapi kematian akibat terkena jaring nelayan atau tersedot baling-baling kapal hingga terjebak di sistem generator PLTU Sudimoro, Pacitan dikabarkan acap terjadi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017