Surabaya (Antara Jatim) - Ahyudin menekankan bangsa Indonesia boleh kalah bersaing dalam hal teknologi, ekonomi dan berbagai bidang lainnya tapi harus menjadi nomor satu untuk uruan kemanusiaan.   
     
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini disebut sebagai tokoh sentral di balik sukses pengiriman bantuan kemanusiaan bangsa Indonesia  untuk pengungsi etnis Rohingnya di perbatasan Myanmar dan Bangladesh, yang dikirim menggunakan Kapal Kemanusiaan melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, yang turut dihadiri Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kamis.
     
Pada saat pengiriman bantuan kemanusiaan ke luar negeri terbentur regulasi yang tetap membebani biaya ekspor, dia mempermudah pengiriman bantuan yang dititipkan segenap bangsa Indonesia untuk diberikan kepada pengungsi Rohingya dengan menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak yang terkait di kepelabuhanan.
     
Pengiriman bantuan kemanusiaan yang berisi bahan pangan sebanyak 2 ribu ton yang dikemas di dalam 80 kontainer untuk disalurkan kepada pengungsi Rohingya, contohnya, dia menjalin sinergi dengan PT Terminal Petikemas Surabaya, sebagai salah satu pengelola pelabuhan internasional di Tanjung Perak Surabaya, serta merangkul perusahaan pelayaran PT Samudera Indonesia, yang menyediakan kapal kemanusiaan untuk mengangkut bantuan menuju perbatasan Myanmar dan Bangladesh.
     
"Penyaluran bantuan kemanusiaan ke luar negeri memang tidak pernah mudah. Seringkali terkendala oleh aturan-aturan di negeri orang yang harus kita hormati," katanya di sela pemberangkatan Kapal Kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.  
     
Namun, dia meyakini, semakin sulit proses menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk sampai ke kelompok masyarakat yang membutuhkan di luar negeri, ganjaran pahala yang didapat semakin besar.
     
Karena itulah Ahyudin sejak 12 terakhir intens memimpin ATC untuk menggalang dana dari masyarakat Indonesia  untuk disalurkan kepada berbagai kelompok masyarakat di belahan bumi lain yang terkena bencana.
     
"Indonesia adalah negara besar di Asia Tenggara. Wilayahnya luas, jumlah penduduknya banyak, dan umat muslimnya pun terbesar. Dengan segala kebesarannya, saya khawatir Allah akan mencemooh kita jika tidak ikut andil membantu tragedi kemanusiaan yang terus terjadi silih berganti di berbagai belahan dunia," katanya.
     
Hingga kini ACT telah menyalurkan bantuan kemanusaiaan kepada berbagai kelompok masyarakat yang tertimpa bencana alam maupun konflik di sebanyak 42 negara. "Relawan kami ada sekitar 400 orang," ujarnya.
     
Ahyudin lebih lanjut mengapresiasi masyarakat Indonesia yang selalu tanggap memberikan bantuan kemanusiaan terhadap sesama yang memang membutuhkan di negara lain.
     
Dia mencontohkan, penggalangan dana bantuan kemanusiaan untuk dikirim ke pengungsi Rohingya seperti yang diberangkatkan melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hari ini, cukup dilakukan selama dua minggu.
     
"Hasilnya terkumpul uang senilai Rp50 miliar dari seluruh masyarakat Indonesia, yang  telah kami kirim terlebih dahulu ke pengungsian Rohingya di perbatasan Myanmar dan  Bangladesh, serta berbentuk bahan pangan sebanyak 2 ribu ton yang kami berangkatkan hari ini dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya," ucapnya. 
     
Dia menambahkan, kerja kemanusiaan adalah kerja untuk membangun kehidupan dan bangsa Indonesia layak sejahtera karena tidak pernah lelah membantu.
     
"Kita boleh tidak hebat dalam hal teknologi, ekonomi, atapun bidang lainnya. Tapi untuk urusan kemanusiaan kita harus selalu menjadi yang nomor satu," tuturnya. (*)

Pewarta: Hanif N

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017