Ponorogo (Antara Jatim) – Ratusan pelajar mengikuti Lomba Karawitan Pelajar dalam rangka perayaan Hari Jadi ke-521 Ponorogo dan Grebeg Suro Ponorogo 2017 di sebuah pusat perbelanjaan di Ponorogo Jawa Timur selama dua hari, Senin-Selasa (18-19/9).
Ketua panitia lomba Sindu Parwoto mengatakan Lomba Karawitan Pelajar yang diikuti oleh grup seni karawitan pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA tersebut bertujuan untuk melestarikan seni budaya, khususnya seni karawitan.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan sejak dini kepada para siswa yang merupakan generasi penerus tentang seni karawitan, selanjutnya diharapkan bisa ikut melestarikan seni budaya karawitan khususnya di Ponorogo dan Nusantara pada umumnya,” kata Sindu Parwoto.
Menurut Parwoto, Lomba Karawitan Pelajar tersebut menjadi agenda rutin di dalam perayaan Grebeg Suro dan hari jadi Kabupaten Ponorogo.
“Kegiatan ini untuk ikut merayakan perayaan hari jadi Kabupaten Ponorogo dan Grebeg Suro sekaligus memberikan wadah kreatifitas bagi seniman untuk berkreasi, serta memberikan wadah anak-anak peserta didik untuk berkompetisi. Selain itu juga memberikan hiburan gratis, estetis dan etis,” ujarnya.
Gending yang ditampilkan dalam lomba, lanjut Parwoto bukan hanya gending sesuai pakem namun perlu digarap oleh para seniman.
“Sehingga tidak monoton seperti apa adanya, tapi perlu ada penggarapan-penggarapan agar lebih menarik. Gending yang dilombakan memang gending yang selama ini sudah ada, tapi diolah oleh para seniman penggarap agar menjadi lebih menarik,” kata Suparwoto yang menjabat Kepala SMPN 1 Babadan itu menjelaskan.
Adapun kriteria yang dinilai, tambah Suparwoto meliputi teknik pukulan, garapan, harmonisasi serta total penyajian. Juri terdiri dari para sarjana seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Jawa Tengah dan dari Trenggalek Jawa Timur. Jumlah peserta tingkat SD/MI sebanyak 14 grup karawitan, SMP 30 grup karawitan dan SMA/SMK/MA 8
grup karawitan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Ketua panitia lomba Sindu Parwoto mengatakan Lomba Karawitan Pelajar yang diikuti oleh grup seni karawitan pelajar tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA tersebut bertujuan untuk melestarikan seni budaya, khususnya seni karawitan.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk menanamkan sejak dini kepada para siswa yang merupakan generasi penerus tentang seni karawitan, selanjutnya diharapkan bisa ikut melestarikan seni budaya karawitan khususnya di Ponorogo dan Nusantara pada umumnya,” kata Sindu Parwoto.
Menurut Parwoto, Lomba Karawitan Pelajar tersebut menjadi agenda rutin di dalam perayaan Grebeg Suro dan hari jadi Kabupaten Ponorogo.
“Kegiatan ini untuk ikut merayakan perayaan hari jadi Kabupaten Ponorogo dan Grebeg Suro sekaligus memberikan wadah kreatifitas bagi seniman untuk berkreasi, serta memberikan wadah anak-anak peserta didik untuk berkompetisi. Selain itu juga memberikan hiburan gratis, estetis dan etis,” ujarnya.
Gending yang ditampilkan dalam lomba, lanjut Parwoto bukan hanya gending sesuai pakem namun perlu digarap oleh para seniman.
“Sehingga tidak monoton seperti apa adanya, tapi perlu ada penggarapan-penggarapan agar lebih menarik. Gending yang dilombakan memang gending yang selama ini sudah ada, tapi diolah oleh para seniman penggarap agar menjadi lebih menarik,” kata Suparwoto yang menjabat Kepala SMPN 1 Babadan itu menjelaskan.
Adapun kriteria yang dinilai, tambah Suparwoto meliputi teknik pukulan, garapan, harmonisasi serta total penyajian. Juri terdiri dari para sarjana seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo Jawa Tengah dan dari Trenggalek Jawa Timur. Jumlah peserta tingkat SD/MI sebanyak 14 grup karawitan, SMP 30 grup karawitan dan SMA/SMK/MA 8
grup karawitan. (*)
Editor : Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017