Malang (Antara Jatim) - Puluhan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Singapore Polytechnic menciptakan alat yang mampu meningkatkan proses produksi bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang ada di wilayah Kota Batu, Jawa Timur.

Asisten Rektor Bidang Kerja Sama UMM Soeparto di Malang, Selasa, mengatakan produk yang dihasilkan oleh gabungan mahasiswa UMM dan Singapura tersebut sudah sampai pada tahap prototipe yang siap disempurnakan dan diproduksi.

"Prototipe yang mereka buat sudah siap 70 persen dan akan dibawa ke Singapura untuk disempurnakan dengan pengujian ilmiah dan diproduksi. Perwakilan dari UMM juga akan mendampingi sampai pemasaran," kata Soeparto di sela pameran produk (alat) yang dihasilkan mahasiswa UMM dan Singapura itu di kampus UMM di Malang, Jawa Timur.

Gabungan mahasiswa kedua kampus yang mencapai 54 orang itu dibagi menjadi tiga kelompok dan masing-masing kelompok mendapingi satu UMKM. Alat yang diciptakan mahasiswa tersebut disesuaikan dengan jenis usaha UMKM yang mereka dampingi.

Alat yang diciptakan sesuai jenis usaha UMKM itu akan disempurnakan di Singapura dan diproduksi sesuai kebutuhan. Setelah selesai, kira-kira membutuhkan waktu enam bulan untuk menyempurnakannya, alat tersebut akan dihibahkan pada UMKM yang didampingi.

"Penyempurnaannya nanti meliputi pengukuran kekuatan produk dan mesin sesuai kebutuhan. Alat yang mereka buat sudah lolos dan disetujui oleh pemilik UMKM," katanya.

Sementara itu, Koordinator Singapore Polytechnic Fazlur Rahman mengatakan tahun ini antusiasme mahasiswa meningkat. Sebelumnya hanya 25 mahasiswa.

Tahun ini, lanjutnya, proyek yang dibuat oleh mahasiswa berhubungan dengan pemanfaatan limbah, contohnya membuat lilin aromaterapi dari limbah UMKM jamu. "Membuat limbah jamu termanfaatkan, bahkan nilai jualnya lebih tinggi dari jamunya," kata dia.

Produk lain yang dibuat mahasiswa adalah pemeras jamu, penyimpan pisang agar tahan lama, dan alat untuk mempermudah proses produksi bawang goreng. Tiga prototipe itu dirancang mahasiswa SP dan UMM selama sepekan, yaitu 12-19 September 2017 melalui program Learning Express (LEx).

Mereka diharuskan meriset secara detail agar bisa menemukan inti permasalahan. Dari produksi bawang goreng, peserta berhasil memodifikasi sebuah meja untuk mengatasi bawang merah yang berjatuhan saat dipotong-potong. Dengan meja itu, pemotongan bawang merah juga menjadi lebih cepat dan higienis.

Pada produksi jamu tradisional, peserta membuat prototipe alat pemeras jamu agar proses pembuatan jamu lebih cepat dan higienis. Sementara ampas sisa perasan jamu diolah menjadi permen dan beberapa produk yang punya nilai ekonomi tinggi.

Untuk penjual pisang, mahasiswa membuat prototipe tempat menjual pisang yang dimodifikasi secara mekanik pada terpal yang digunakan untuk menghindarkan pisang dari panas dan hujan. Selain itu, juga dibuat prototipe meja yang bisa berputar agar proses pemberian karbit lebih cepat dan mudah.

Program kerja sama dan kolaborasi mahasiswa kedua perguruan tinggi itu tidak akan berhenti sampai di sini. Hasil prototipe kegiatan LEx ini akan ditindaklanjuti lagi. Harapannya, prototipe yang sudah diusulkan peserta akan dikembangkan di Singapura dan Jepang serta diuji oleh dosen secara ilmiah.

Salah seorang peserta LEx asal Singapura Jarren Toh Jing Jie mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Ia juga merasa mendapatkan banyak pengalaman yang tidak akan ia dapatkan di kampus. "Kegiatan ini sangat menarik, kami bisa saling bertukar ilmu dengan teman-teman mahasiswa UMM," katanya. (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017