Situbondo (Antara Jatim) - Pemilik SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji) PT Amilia Jaya Sentosa Kabupaten Situbondo, Winoto alias Alin mengatakan, pihaknya setiap hari mendistribusikan 16.800 tabung elpiji bersubsidi/ukuran tiga kilogram ke sejumlah agen.
"Tidak ada pengurangan jatah pengiriman ke agen-agen dan setiap hari kami terus mendistribusikan 16.800 tabung elpiji ke enam agen yang tersebar di Situbondo, dengan harga tetap yakni Rp14.000 per tabung," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Senin.
Sedangkan dari agen, lanjut dia, harga gas bersubsidi itu dijual ke pangkalan-pangkalan sesuai dengan harga yang ditetapkan, yakni Rp15.000 per tabung dan selanjutnya pemilik pangkalan menjual ke tingkat pengecer.
Jatah dari Pertamina, katanya, sejauh ini belum ada penguran. Pengiriman elpiji ke SPPBE yang lokasinya berada di Kecamatan Kapongan. Oleh karena itu, menurutnya, apabila terjadi kelangkaan elpiji di beberapa wilayah permasalahannya ada di agen.
"Oleh karena itu kami akan memberikan tindakan dan sanksi tegas kepada agen-agen yang diketahui bermain. Dan kami pertegas bahwa pendistribusian elpiji tiga kilogram dari Pertamina ke SPPBE tidak ada pengurangan atau sesuai alokasi," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Hadi Priyanto mengatakan setelah mendapatkan data dan alamat agen-agen elpiji dari SPPBE, pihaknya juga akan melakukan sidak dan mempertanyakan terkait kelangkaan elpiji.
"Kami sudah meminta alamat agen dari SPPBE dan dalam waktu dekat akan mendatangi agen elpiji tersebut. Karena sesuai pengakuan sejumlah pemilik pangkalan, jatah pengiriman pangkalan dikurangi oleh agen dari biasaya 300 tabung jadi 100 tabung per hari," tuturnya.
Ia menambahkan, DPRD dan pemerintah daerah setempat juga akan berkoordinasi terkait pendistribusian elpiji dari agen ke pangkalan yang dinilai kurang tepat.
"Memang perlu diubah pola pendistribusian dari SPPBE ke agen, artinya setiap agen cukup mendistribusikan elpiji bersubsidi di beberapa kecamatan atau dibagi serta tidak diperbolehkan mengirim ke kecamatan lain," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Tidak ada pengurangan jatah pengiriman ke agen-agen dan setiap hari kami terus mendistribusikan 16.800 tabung elpiji ke enam agen yang tersebar di Situbondo, dengan harga tetap yakni Rp14.000 per tabung," katanya di Situbondo, Jawa Timur, Senin.
Sedangkan dari agen, lanjut dia, harga gas bersubsidi itu dijual ke pangkalan-pangkalan sesuai dengan harga yang ditetapkan, yakni Rp15.000 per tabung dan selanjutnya pemilik pangkalan menjual ke tingkat pengecer.
Jatah dari Pertamina, katanya, sejauh ini belum ada penguran. Pengiriman elpiji ke SPPBE yang lokasinya berada di Kecamatan Kapongan. Oleh karena itu, menurutnya, apabila terjadi kelangkaan elpiji di beberapa wilayah permasalahannya ada di agen.
"Oleh karena itu kami akan memberikan tindakan dan sanksi tegas kepada agen-agen yang diketahui bermain. Dan kami pertegas bahwa pendistribusian elpiji tiga kilogram dari Pertamina ke SPPBE tidak ada pengurangan atau sesuai alokasi," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II DPRD Situbondo Hadi Priyanto mengatakan setelah mendapatkan data dan alamat agen-agen elpiji dari SPPBE, pihaknya juga akan melakukan sidak dan mempertanyakan terkait kelangkaan elpiji.
"Kami sudah meminta alamat agen dari SPPBE dan dalam waktu dekat akan mendatangi agen elpiji tersebut. Karena sesuai pengakuan sejumlah pemilik pangkalan, jatah pengiriman pangkalan dikurangi oleh agen dari biasaya 300 tabung jadi 100 tabung per hari," tuturnya.
Ia menambahkan, DPRD dan pemerintah daerah setempat juga akan berkoordinasi terkait pendistribusian elpiji dari agen ke pangkalan yang dinilai kurang tepat.
"Memang perlu diubah pola pendistribusian dari SPPBE ke agen, artinya setiap agen cukup mendistribusikan elpiji bersubsidi di beberapa kecamatan atau dibagi serta tidak diperbolehkan mengirim ke kecamatan lain," tuturnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017