Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan di pesisir Pantai Sidem dan Popoh, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengeluhkan maraknya pemasangan keramba udang laut di sepanjang perairan pantai setempat, karena berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan mereka.
    
"Keberadaan keramba udang di dalam teluk, bahkan di dekat garis pantai membuat aktivitas dan ruang gerak kapal menjadi terganggu," kata Sutrisno, salah satu nelayan di Pantai Sidem, Kecamatan Besuki, Tulungagung, Minggu.
    
Tak hanya menghalangi manuver dan lalu lalang kapal, dampak langsung dirasakan oleh nelayan jaring tarik.
    
Keberadaan keramba yang tak jauh dari bibir pantai membuat jangkauan jaring tarik mereka tidak bisa maksimal.
    
Jika biasanya nelayan bisa menebar jaring dengan alat bantu kapal slerek hingga radius 1-1,5 kilometer ke arah tengah laut, kini jaraknya menjadi sempit.
    
Kata Sutrisno maupun beberapa nelayan lain, paling jauh jaring bisa mereka tebar hingga sekitar radius 500 meter dari bibir pantai.
    
"Kalau ada keramba di tengah, kami tidak mungkin menebar jaring hingga melampaui alat tangkap benur atau benih udang laut tersebut. Jaring bisa rusak, sobek tersangkut jangkar keramba atau keramba itu sendiri," kata Yadi, nelayan lain.
    
Akibatnya, kata dia, tangkapan ikan semakin sedikit. Hasil yang mereka dapat sedikit, lebih banyak sampah terjaring daripada ikan.
    
"Selain hasil tangkapan ikan yang minim, kami juga harus mengeluarkan biaya tambahan ketika jaring kami rusak karena terkena jangkar keramba," ujarnya.
    
Sutrisno dan Yadi berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan Keberadaan para nelayan. Terutama dalam hal pembagian wilayah perburuan ikan.
    
"Semisal jika keramba tidak bisa dihilangkan mungkin bisa diatur letaknya, dan kami para nelayan jaring tarik tradisional biar bisa memiliki kesempatan untuk mencari ikan," katanya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017