Bangkalan (Antara Jatim) - Usaha mikro di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, umumnya mengeluhkan kesulitan modal usaha untuk mengembangkan usaha mereka.
"Ini berdasarkan hasil serap aspirasi yang kami lakukan dengan sejumlah perwakilan pengusaha mikro di Bangkalan belum lama ini," kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bangkalan Ali Afandi, di Bangkalan, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan, para pelaku usaha mikro umumnya kesulitan untuk mendapatkan pinjaman di bank, karena tidak memiliki agunan.
"Sebab bank kan butuh agunan. Tidak sembarangan memberikan pinjaman modal," ujar Ali Afandi.
Sebenarnya, sambung dia, pelaku usaha mikro di Kabupaten Bangkalan terdata sangat banyak. Hingga Agustus 2017, jumlah pelaku usaha mikro yang tersebar di 18 kecamatan di wilayah itu tercatat sebanyak 162.124 usaha.
"Jenisnya bermacam-macam, mulai dari penjual makanan ringan dan minuman, hingga tukang cukur rambut dan pedagang kecil lainnya," tutur Afandi.
Pemkab Bangkalan, sambung dia, kini tidak bisa berbuat banyak membantu keluhan para pelaku usaha itu, karena bantuan modal usaha yang pernah dicanangkan pemkab bermasalah.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM ini lebih lanjut menjelaskan, pada tahun 2011 hingga 2015, pemkab pernah mengalokasikan anggaran untuk pijaman modal usaha bagi pelaku usaha mikro, akan tetapi bermasalah.
"Modal yang kami pinjamkan tidak dikembalikan. Kreditnya macet," ujar Afandi.
Akibatnya, pemkab dipanggil BPKP untuk mempertanggung awabkan kredit macet tersebut. "Nilainya lumayan besar, yakni mencapai Rp3 miliar," kata Ali Afandi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017