Malang (Antara Jatim) - Warga Kota Malang dan sekitarnya berpeluang untuk memperoleh dan menikmati program beasiswa Stuned yang diberikan Pemerintah Belanda yang difasilitasi oleh Nuffic Neso Indonesia.

"Untuk mendapatkan beasiswa Stuned ini ada syarat yang harus dipenuhi para calon penerima, yakni harus diterima terlebih dahulu oleh salah satu universitas di Belanda. Dan, seluruh warga Indonesia, termasuk yang ada di Malang dan sekitarnya perlu mengetahui informasi terkait beasiswa ini," kata Student Conselor Nuffic Neso, Viddy M Naufal di sela soasialisasi program beasiswa ke Belanda di Universitas Ma Chung di Malang, Jawa Timur, Jumat.

Ia mengemukakan beasiswa Stuned merupakan kerja sama bilateral yang diberikan pemerintah Belanda bagi warga Indonesia. Sampai saat ini ada 3.900 lebih penerima beasiswa tersebut dari seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Viddy mengatakan Nuffic Neso Indonesia saat ini memang memprogramkan untuk menjangkau kota di luar Jakarta agar calon mahasiswa atau professional berbakat lainnya mendapatkan kesempatan yang sama guna melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Belanda.

Nuffic Neso Indonesia adalah organisasi nonprofit yang didirikan pada tahun 2000 dan merupakan perwakilan Nuffic di Belanda dan berpusat di Den Haag. "Kegiatan kami sepenuhnya dibiayai oleh Kementerian Pendidikan Belanda untuk menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan. Untuk program beasiswa ini, setiap tahun kuota yang diberikan sebanyak 70 hingga 80 orang," ujarnya.

Padahal, katanya, calon siswa yang mendaftar mencapai sekitar 900 orang. Dari ratusan pendaftar itu, program studi yang banyak diambil oleh para mahasiswa tersebut adalah bidang bisnis dan manajemen.

Ia menambahkan dalam rangka memberikan informasi lebih mendalam tentang program studi internasional di universitas di Belanda, Nuffic Neso Indonesia akan mengadakan pameran pendidikan Belanda "Dutch Placement Day 2017" yang akan diselenggarakan di Jakarta dan Surabaya.

Dalam pameran ini, masyarakat yang tertarik bisa bertatap muka dengan perwakilan 20 universitas di Belanda dan konsultasi langsung program studi yang dituju dan rencana untuk menempuh studi di Belanda.

Di Belanda, ada sekitar 1.500 pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di negeri itu setiap tahun. Belanda adalah Negara Eropa yang memiliki kedekatan dengan Indonesia, apalagi 13 dari 4 universitas riset yang dibiayai negara sudah masuk dalam 200 besar ranking dunia ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Belanda sudah merata dan diakui dunia.

Sementara itu, koordinator tim promosi pendidikan Nuffic Neso, Inty Dienasari mengatakan ada banyak program beasiswa yang memungkinkan masyarakat Indonesia untuk studi di Belanda, selain StuNed, ada beasiswa NFP, Orange Tulip dan Holland Scholarhip serta beasiswa dari masing-masing universitas di Belanda.

Selain itu, juga ada ada beasiswa dari pemerintah Indonesia seperti beasiswa LPDP, beasiswa Unggulan Kemendikbud, beasiswa Budi, beasiswa Kominfo dan lainnya. "Saat ini seharusnya faktor biaya tidak lagi menjadi penghalang untuk melanjutkan studi karena banyak beasiswa yang bisa diraih," ucapnya.

Ia menerangkan saat ini 13 dari 14 universitas riset yang dibiayai oleh negara sudah masuk dalam 200 besar ranking dunia. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di Belanda sudah merata dan diakui dunia. "Saya yakin pelajar Indonesia akan mendapatkan fasilililtas riset yang memadai dengan didukung oleh lingkungan internasional, sehingga dapat bersaing di masyarakat global," Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl dalam rilis yang diterima Antara di Malang.

Pemerintah Belanda memberi kesempatan alumni Belanda untuk mendapatkan kerja di Belanda. Hal tersebut terlihat dari kebijakan pemerintah dengan memberikan Visa "Zoek Jaar" atau visa pencari kerja. Visa ini dapat berlaku selama 3 tahun setelah kelulusan.

Dengan demikian sepulang dari Belanda, bukan hanya ilmu saja yang didapat, tapi juga pengalaman kerja dan bekal finansial untuk mengembangkan usaha di negara asal.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017