Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Jawa Timur, mencatat daerah tersebut mengalami deflasi sebesar 0,25 persen pada Agustus 2017.

"Pada Agustus 2017, dua dari tujuh kelompok pengeluaran mengalami deflasi dan lima lainnya inflasi," ujar Kasi Statistik Distribusi BPS Sumenep, Kadarisman di Sumenep, Rabu.

Dua kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,61 persen dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11 persen.

Komoditas yang memberikan andil besar terjadinya deflasi di Sumenep pada Agustus 2017, di antaranya bawang merah, daging sapi, daging ayam kampung, dan bawang putih.

Sementara lima kelompok lainnya yang inflasi adalah kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 1,29 persen dan kelompok sandang sebesar 0,32 persen.

Selanjutnya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08 persen.

"Untuk komoditas yang menyumbang terjadinya inflasi adalah uang atau biaya sekolah dasar, udang basah, uang sekolah menengah atas, dan emas perhiasan," kata Kadarisman mewakili Kepala BPS Sumenep Syaiful Rahman.

Sesuai data di BPS Sumenep, tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei indeks harga konsumen (IHK) juga mengalami deflasi.

Jember mengalami deflasi sebesar 0,09 persen, Banyuwangi 0,11 persen, Kediri 0,17 persen, Malang 0,57 persen, Probolinggo 0,19 persen, Madiun 0,16 persen, dan Surabaya 0,19 persen. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017