Bogor, (Antara) - Presiden Joko Widodo menyatakan pertanian Indonesia masih berkutat pada budi daya, sementara nilai tambah ada diproses bisninnya (Agrobisnis).

"Paradigma inilah yang harus kita ubah besar-besar, kuncinya, menurut saya, bagaimana menkonsolidasikan petani agar memilik skala yang besar, skala ekonomi yang besar," kata Presiden saat orasi pada sidang terbuka dalam rangka "dies natalis" Institut Pertanian Bogor (IPB) di Kampus Dramaga Kabupaten Bogor, Rabu.

Jokowi mengatakan bahwa nilai tukar petani itu merupakan hal yang sangat fundamental agar mereka mendapatkan keuntungan yang besar.

"Itu yang harus kita lihat, nilai tukar petani itu penting, ini sangat fundamental. Oleh sebab itu petani harus mendapat keuntungan sebesar-besarnya dari dia melakukan penanaman pertanian," tuturnya.

Presiden mengungkapkan bahwa keuntungan besar itu tidak ada di budidaya, pembibitan, melainkan berada pada proses bisnsnya.

"Ini yang lama kita tidak sadari. bahwa keuntung besar ada diproses bisnis, proses agrobisnisnya. Oleh sebab tu seharusnya yang menjadi konsentrasi kita," ujar Jokowi.

Apalagi, lanjut Presiden, kondisi petani di Indonesia sebagian besar hanya memiliki lahan-lahan kecil, yang hanya berkisar 0,25-0,3 hektare saja.

"Kalau kita tidak mengkonsentrasikan, bagaimana menaikan keuntungan petani dengan nilai tukar petani yang harus kita lihat," jelasnya.

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani tersebut, kata Presiden, perlu adanya langkah untuk mewujudkan korporasi petani, nelayan dan peternak.

"Tidak bisa kita biarkan mereka bekerja satu per satu seperempat hektare, 0,3 hektaer, tidak mungkin, percaya kepada saya, harus mulai pemikiran-pemikiran besar ke arah itu," ucapnya.

Presiden berharap ada langkah total untuk mengubah paradikma, sehingga petani  harus memiliki dari hulu sampai hilir.

"Proses itu harus kita siapkan. Korporasi itu harus kita siapkan. Saya memiliki keyakinan IPB memiliki kemampuan untuk menyiapkan petani-petani kita ke arah itu," harapnya.

Presiden mengatakan bahwa korporasi petani ini bisa diwujudkan jika sejak awal industri benih disiapkan, aplikasi-aplikasi modern untuk produksi itu disiapkan.

"Bagaiman menggunakan 'drone',bagaimana mengunakan 'google earth', pakai semuanya. Bagaimana penggilingan padi yang modern disiapkan. Bagaimana industri pengolaan beras menjadi tepung disiapkan, siapa yang bisa melakukan ini, yang hadir di sini yang ada di atas semuanya. Mahasiswa-mahasiswa yang memilii pemikiran modern yang mau terjun ke lapangan untuk bekerja di sawah di pertanian," ujar Presiden, berharap.(*) 
Video oleh: Joko Susilo

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017