Jember (Antara Jatim) - Aparat Kepolisian Resor Jember, Jawa Timur menyelidiki penyebab kebakaran hutan jati milik Perhutani seluas 2 hingga 5 hektare yang berada di petak 23 Gunung Manggar pada Minggu (3/9) malam.

"Polisi langsung turun untuk menyelidiki penyebab kebakaran hutan yang terjadi di petak 23 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Glundegan BKPH Wuluhan," kata Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo setelah mendatangi lokasi bersama pihak Perhutani dan TNI, Senin.

Ia mengatakan pihaknya berencana turun ke lokasi pada Minggu (3/9) malam, namun medannya sangat sulit dan harus berjalan kaki sekitar 1,5 jam dari desa terdekat menuju lokasi hutan karena tidak bisa dilalui dengan kendaraan.

"Dari hasil penyelidikan di lapangan, kami menduga bahwa kebakaran itu terjadi karena faktor alam dan perburuan hewan. Kalau untuk pembukaan lahan sepertinya tidak mungkin, sehingga diduga kebakaran hutan karena faktor alam atau perburuan hewan," tuturnya.

Apabila penyebab kebakaran tersebut terjadi karena perburuan hewan, lanjutnya, maka ada indikasi kuat bahwa lahan hutan jati milik Perhutani RPH Glundengan tersebut sengaja dibakar oleh para pemburu itu.

"Menurut warga sekitar dan juga informasi petugas, lokasi kebakaran hutan itu banyak kijangnya dan sering diburu oleh masyarakat. Meskipun begitu, saya mengaku juga tidak menampik faktor alam dapat memicu terjadinya kebakaran itu, apalagi di lokasi banyak sekali ditemukan daun jati yang sudah kering menumpuk di tanah," katanya.

Ia mengatakan daun jati yang sudah mengering itu bisa sampai empat hingga lima lapis, bahkan saat dilakukan pengecekan di lokasi kebakaran terlihat terlihat ketinggian daun jati kering itu hingga mata kaki.

"Dengan kondisi yang seperti itu, faktor alam seperti angin misalnya juga bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran. Namun untuk lebih jelasnya, kami lakukan penyelidikan dulu," ucapnya menegaskan.

Untuk mengantisipasi kejadian yang serupa, lanjut dia, pihaknya akan bersinergi dengan TNI dan Perhutani untuk melakukan patroli sesering mungkin, khususnya pada saat waktu rawan. 

"Selain itu, kami lakukan juga upaya preventif dengan memasang banner pelarangan berburu dan membakar hutan. Dalam waktu dekat, kami bersama Perhutani akan mengundang para Kades untuk melakukan sosialisasi sekaligus pemahaman menjaga hutan, agar bisa disampaikan kepada masyarakat yang lain," ujarnya.

Kusworo menjelaskan sinergi antara Polisi, TNI, Perhutani dan masyarakat selama ini berjalan sangat baik, sehingga saat terjadi kebakaran, semuanya kompak turun ke lapangan dan tidak sampai 2 jam, api berhasil dipadamkan. 

"Beberapa hari sebelumnya, Polres Jember bersama sejumlah pihak telah melakukan simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), sehingga semuanya paham apa yang harus dilakukan saat kebakaran itu terjadi," katanya.

Sementara Administratur Perhutani KPH Jember Karuniawan Purwanto Sanjaya mengatakan kebakaran itu tidak sampai membakar pohon jati di lahan tersebut karena yang terbakar hanya permukaan tanah. 

"Kalau kayunya nihil tidak ada yang terbakar karena kayu jati itu sudah berumur 17 tahun dan cukup kuat," katanya.

Untuk mengurangi potensi kebakaran, lanjut dia, pihaknya akan melakukan pembakaran secara lokal yakni dengan membuat kotak-kotak ukuran 10 x 10 meter, kemudian dibakar daun dan ranting kering di tanah. 

Ia juga menduga kuat bahwa kebakaran itu terjadi karena indikasi perburuan hewan karena biasanya pemburu itu membakar daun supaya hewan seperti kijang atau babi hutan masuk perangkap, namun kadang-kadang kebakaran hutan itu dipakai untuk penerangan.

"Terkait pelaku perburuan, kami menduga pelakunya adalah orang dari luar sekitar hutan Gunung Manggar karena untuk masyarakat sekitar hutan, kesadarannya cukup tinggi menjaga hutan ini. Buktinya, semalam saat terjadi kebakaran, mereka kompak datang ke lokasi untuk memadamkan api," tuturnya.

Ke depan, Perhutani Jember akan melakukan operasi secara tertutup dengan melibatkan masyarakat, tokoh masyarakat, polisi dan TNI karena kasus kebakaran tersebut mejadi atensi supaya cepat tertangani. 

"Kami juga akan tingkatkan sinergi dengan semua pihak, agar persoalan seperti ini tidak terjadi lagi," ujarnya, menambahkan.(*)                  

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017