Jakarta, (Antara) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan TNI Angkatan Laut telah mengirimkan dua KRI, yaitu KRI Cucut dan KRI Pari untuk membantu pencarian korban hilang tabrakan kapal perang Amerika Serikat dengan kapal pengangkut minyak di sebelah timur Singapura, Senin.

"Tadi sambil menunggu pertemuan, sudah menghubungi Pak KSAL untuk menanyakan bantuan kita, dua KRI kita KRI Cucut dan KRI Pari saat ini sudah berada di daerah kecelakaan," kata Retno usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Uzbekistan Zoyir Mirzaev di Istana Merdeka Jakarta, Senin.

Retno mengungkapakan beberapa personel Angkatan Laut AS belum ditemukan dan proses pencarian sudah dilakukan. "Sementara ini dipantau dan 'confirm' tidak ada tampak tumpahan minyak sehingga konsentrasi saat ini mencari korban yang hilang dan Indonesia sudah bergabung untuk membatu pencarian," kata Retno.

Menlu juga menyatakan bahwa lokasi tabrakan berada di wilayah Singapura. Dalam pemberitaan sebelumnya, pihak Angkatan Laut AS menyatakan 10 pelaut hilang, setelah sebuah kapal perang Amerika Serikat bertabrakan dengan kapal pengangkut minyak di sebelah timur Singapura pada Senin.

Kapal perusak AS, pengangkut peluru kendali, USS John S. McCain bertabrakan dengan kapal niaga Alnic MC ketika menuju ke Singapura untuk melakukan persinggahan rutin, kata pihak Angkatan Laut AS dalam pernyataan.

"Laporan awal menunjukkan bahwa kapal USS John S. McCain mengalami kerusakan pada bagian belakang kapal," kata Angkatan Laut.

"Saat ini terdapat 10 pelaut yang dinyatakan hilang dan lima lagi terluka," tambah pernyataan itu.

Misi pencarian dan penyelamatan sedang dilakukan, melibatkan sejumlah kapal Singapura, helikopter, serta pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat.

Kapal MC Alnic yang berbendera Liberia adalah sebuah kapal pengangkut minyak berukuran panjang 183 meter atau kapal pengangkut bahan kimia dengan bobot 50.760 ton, menurut data pengangkutan Thomson Reuters Eikon.

Data pengangkutan itu menunjukkan bahwa kapal tersebut terakhir kali mengirimkan isyarat transponder pada pukul 22.58 GMT pada Minggu (05.58 WIB/Senin) dan sejak itu berhenti di titik 10-20 kilometer di lepas pantai timur semenanjung Pengerang, Johor, Malaysia selatan.

Data kapal itu menunjukkan tanda "ballasting" yang memiliki arti tidak dimuati minyak penuh untuk pengangkutan barang.

Wilayah perairan sekitar Singapura merupakan salah satu yang paling sibuk dan paling penting di dunia, dengan dilalui sekitar seperempat dari keseluruhan pelayaran niaga barang dan minyak dunia.(*)

Pewarta: Joko Susilo

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017