Malang (Antara Jatim) - Tim Universitas Brawijaya (UB) Malang merupakan terbanyak ketiga yang lolos di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-30 yang digelar di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makssar pada 23-28 Agustus 2017.

Wakil Rektor 3 UB Prof Arief Prajitno di Malang, Minggu mengatakan dari 89 perguruan tinggi negeri dan swasta yang berpartisipasi di ajang Pimnas 2017, Universitas Gadjahn Mada dan Institut Pertanian Bogor (IPB) menempati urutan pertama dan kedua, sedangkan UB menempati urutan ketiga.

"Target kami di ajang Pimans 2017 ini adalah membawa pulang piala juara umum sekaligus mempertahankannya. Bahkan, memperjuangkannya agar bisa menjadi juara keenam kalinya (dobel hattrick)," kata Arief di Malang, Jawa Timur.

Untuk merengkuh hasil terbaik mempertahankan gelar juara umum yang keenam kalinya itu, kata Arief, selama tim berjuang di UMI, mahasiswa lainnya dari UKM Seni dan Relegi serta lainnya mengadakan khataman Alquran di Masjid UB dengan harapan teman-teman mereka lancar selama proses kompetisi.

"Selain itu, sebelum bertolak ke Makassar, seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, kami mengundang anak-anak yatim untuk mendoakan kami agar diberikan kemudahan dan kelancaran yang pada akhirnya mampu mempertahankan gelar juara umum untuk keenam kalinya," ujarnya.

Upaya lain yang dilakukan tim Pimnas 2017, katanya, seluruh anggota tim (kontingen), termasuk dosen pembimbing dikarantina di salah saru tempat di Kabupaten Malang selama tiga hari. Selama karantina tersebut, tim diberikan motivasi, simulasi dengan menghadirkan situasi dan suasana pada saat presentasi materi, serta membuat power point untuk presentasi.

Kontingen UB yang terdiri dari 145 mahasiswa dan 28 dosen pembimbing itu dilepas Rektor UB Prof Moch Bisri di Masjid Fatahillah gedung rektorat kampus setempat, Jumat (18/8). Jumlah dosen pembimbing sedikit karena seorang dosen bisa memberikan bimbingan kepada lebih dari satu tim.

Salah seorang mahasiswa Fakultas Pertanian yang lolos untuk PKM Karya Cipta, Rynaldi Juliansyah, mengatakan proposalnya yang lolos Pimnas adalah alat pendeteksi cacar daun teh yang diberi nama GG Detector. Prototipe bentuk alatnya mirip handphone yang dilengkapi dengan sensor.

Cara kerja BB Detector tersebut, petani cukup melakukan scan pada daun teh untuk melihat penyakitnya. "Kami tidak sendirian, tapi berkolaborasi dengan teman kami dari teknik elektro. Kami menciptakan alat ini dilatarbelakangi oleh kondisi panen teh yang mengalami penurunan pada tahun 2012, namun penurunanitu tidak diketahui apa sebabnya," ujarnya. (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017