Jember, (Antara Jatim) - Jember Fashion Carnaval (JFC) yang menjadi agenda tahunan di Kabupaten Jember, Jawa Timur selalu menyita perhatian masyarakat luas baik wisatawan yang di dalam negeri maupun luar negeri.

Karnaval busana yang unik dan spektakuler dengan "catwalk" sepanjang 3,6 kilometer di Jember tersebut, selalu ditunggu oleh wisatawan dan para fotografer dari berbagai daerah untuk menyaksikan kehebohan busana yang dikenakan para peserta.

Tahun ini, pelaksanaan Jember Fashion Carnaval yang sudah digelar 10-13 Agustus 2017 sudah memasuki tahun ke-16 dengan tema besarnya "Victory" yang berarti kemenangan JFC dalam mengukir prestasi di kancah internasional.

Pelaksanaan parade karnaval busana yang spektakuler tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena mendapat tamu kehormatan yakni kedatangan Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo untuk melihat kehebohan busana sudah menorehkan prestasi di tingkat internasional.

FC yang telah berhasil meraih peringkat empat dunia untuk karnaval terunik dan terheboh setelah Mardi Gras (Amerika Serikat), Rio De Jeneiro (Brazil), dan The Fastnacht (Koln, Jerman) itu juga mendapat pujian dari Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat menghadiri grand carnival JFC di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Jember, Minggu (13/8).

"JFC adalah karnaval yang tidak kalah menarik, tidak kalah kreatif, tidak kalah heboh dengan karnaval tahunan yang diselenggarakan di negara lain, seperti karnaval Pasadena di Amerika Serikat, Rio de Janeiro di Brazil, Notting Hill di Berlin dan Venesia di Eropa," tutur Joko Widodo yang mendapat tepukan meriah dari para penonton.

Presiden juga mengaku gembira bisa menyaksikan karnaval dunia yang dimotori oleh Dynand Fariz dan Kota Jember yang dinobatkan sebagai "Kota Karnaval Dunia" karena berbagai prestasi yang ditorehkan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan bahwa Jember Fashion Carnaval yang telah berjalan selama 16 tahun tersebut menjadi ikon bukan hanya bagi Kabupaten Jember, namun juga ikon yang membanggakan Indonesia.

"Ini adalah sebuah karnaval yang digarap, direncanakan, diorganisasi, dilaksanakan secara detil dengan sangat baiknya," ujarnya.

Joko Widodo juga menginginkan banyak kota di Indonesia yang memiliki festival yang khas dan memiliki karnaval yang unik, sehingga menjadi pesta kesenian yang meriah yang diselenggarakan secara rutin dengan kalender kegiatan dan kalender tahunannya seperti Jember Fashion Carnaval.

Lebih jauh Presiden mengingatkan bahwa keragaman budaya Indonesia adalah sebuah kekuatan sekaligus keunggulan dibandingkan bangsa-bangsa yang lain.

Jokowi juga meminta panitia Jember Fashion Carnaval untuk bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam melaksanakan karnaval seperti JFC untuk setiap tiga tahun di Jakarta atau kota lainnya.

"Tetapi Jember tetap menjadi ikonnya. Saya minta kepada Presiden Jember Fashion Carnaval Dynand Fariz untuk merencanakan, mengorganisasi, sekaligus melaksanakan kegiatan tersebut," katanya.

Di akhir sambutannya, Presiden mengajak bersama untuk mempromosikan JFC dengan memposting karnaval itu melalui media sosial, bahkan Jokowi juga ikut memposting JFC, agar semakin ramai.

Selama menyaksikan defile Sriwijaya Empire yang merupakan defile pembuka JFC grand carnival, Jokowi sempat terdiam dan beberapa kali berbicara dengan Menpar Arief Yahya sambil melihat penampilan busana JFC yang meriah penghargaan, bahkan sesekali melambaikan tangan kepada peserta JFC yang melakukan atraksi dihadapan tamu "VVIP".

Turut mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
   
Kota karnaval
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mengapresiasi karya dan kreativitas Dynand Fariz yang berhasil melaksanakan agenda tahunan Jember Fashion Carnaval yang menyita perhatian dunia.

JFC sudah berkiprah selama 16 tahun dan menginspirasi banyak karnaval di Tanah Air serta memiliki sederet prestasi internasional sehingga sangat layak dipromosikan ke tingkat global.

"Semua orang mengakui JFC berkelas dunia, sehingga untuk mewujudkan itu Kemenpar menetapkan Jember sebagai Kota Karnaval," tuturnya.

Penetapan sebagai Kota Karnaval melalui Surat Keputusan (SK) Menpar itu dalam rangka mengangkat Jember "go international", sehingga ketika JFC ingin bersaing di level global, maka harus menyatukan langkah dalam Indonesia Incorporated dan untuk itu Kota Jember harus diset menjadi Kota Karnaval berkelas dunia.

Dari sisi "cultural value", lanjutnya, kreativitas JFC sudah layak dijadikan magnet untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman), namun dari "commercial value" atau "financial value"  masih belum terlalu menarik karena belum bisa dikapitalisasi dengan baik.

Dengan menjadikan Jember sebagai Kota Karnaval berkelas dunia, maka diharapkan sisi "commercial value" atau "financial value-nya" dapat dinaikkan, sehingga memerlukan peranan pihak swasta dalam pendanaannya.

Dari sisi cultural value, kreativitas JFC sudah diakui dunia hal ini terbukti dengan diraihnya sederet penghargaan internasional sebagai "best national costume" dengan inspirasi dari berbagai daerah di Tanah Air.

Arief mengatakan fortopolio bisnis pariwisata Indonesia bersumber pada daya tarik budaya (culture) 60 persen, alam (nature) 35 persen, dan daya tarik buatan manusia (manmade) 5 persen yang dikembangkan  dalam produk wisata berupa "event tourism" dan "MICE" (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), sementara itu  kegiatan JFC 2017 akan meliputi yang meliputi "exhibition, carnival, conference", dan "concert".

Kemenpar juga akan mendukung pelaksanaan JFC ke-17 pada tahun 2018 dengan memberikan bantuan dana melalui APBN, namun bantuan tersebut belum tentu berkesinambungan, sehingga diharapkan ke depan JFC dapat melibatkan pihak swasta dalam pendanaan karnaval busana itu.
   
Lambang Kemenangan dan Prestasi
Presiden JFC Dynand Fariz mengatakan tema JFC ke-16 tahun ini "Victory Unity in Diversity" yang melambangkan kemenangan Indonesia dalam berbagai kompetisi dunia yang diikuti oleh 50 hingga 80 negara atas diraihnya "best national costume male" dan "female peagant" yang ditampilkan JFC.

"Victory juga menggambarkan kemenangan atas keberhasilan bangsa Indonesia menyatukan berbagai perbedaan (Bhinneka Tunggal Ika) ke dalam bingkai NKRI," tutur Dynand Fariz yang juga sebagai Ketua Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI).

Sederet penghargaan internasional yang diraih JFC sebagai "best national costume" dengan inspirasi dari berbagai daerah di tanah air  yakni Bali (best national costumemister international 2010 di Indonesia);  Toraja Karembau (best national costume man hunt international 2011 di Korea Selatan); Papua (best national costume mister universe model di Republika Dominica); Borneo (best national costumemiss supranational 2014 di Polandia).

Selain itu, Lampung (best national costumemiss international 2014 di Tokyo, Jepang dan best national costume miss grand international 2016 di Las vegas, USA); Toraja Tongkonan (best national costume miss supranational 2015 di Polandia); Borobudur (best national costumemiss universe 2015 di Florida,USA); Betawi (best national costume miss tourism international 2016 di Malaysia); dan Garuda (top 5 national costume miss universe 2016 di Filipina).

"Selama 16 tahun JFC berkiprah, telah diperoleh sekitar 12-13 penghargaan internasional di antaranya dalam ajang International Carnaval de Victoria 2016 di Seychelles-Afrika yang hanya kalah dengan Notting Hill (USA) dan (Reunion) Prancis, sekaligus sebagai satu-satunya negara di Asia yang berhasil masuk peringkat tiga besar," tuturnya.

Dynand saat menyapa penonton pada "JFC Kids Carnival" (10/8) sangat terharu hingga berlinang air mata sambil sujud syukur karena pelaksaaan JFC sudah berjalan 16 kali dengan mendapatkan belasan penghargaan tingkat internasional.

Ia sujud selama beberapa detik ke arah barat, tepat di depan tribun tempat ratusan sorot kamera fotografer dan wartawan yang berada di stage media, kemudian berdiri dan berjalan perlahan melambaikan tangan, sesekali wajah ditengadahkan ke atas menatap langit.

JFC merupakan hasil karya terbesar Dynand Fariz hingga mencapai puncak kemenangan saat ini, di tahun ke 16 adalah prestasi yang tidak mudah dan tahun 2017 juga tidak ada anggaran sama sekali dari Pemerintah Kabupaten Jember akibat terbentur aturan dana hibah bantuan sosial.

Berkat kemandirian, dan kreativitas Dynand, Jember terangkat menjadi Kota Karnaval, yang baru saja ditetapkan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata RI.

Rangkaian JFC International Event tersebut diawali dengan Pembukaan JFC yang digelar di halaman Kantor Pemkab Jember pada 9 Agustus 2017, kemudian JFC Kids Carnival (10/8), JFC Artwear Carnival (11/8), Wonderful Archipelago Carnival Indonesia (12/8), dan ditutup dengan JFC Grand Carnival (13/8) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo.(*)
Video Oleh: Hamka Agung Balya


Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017