Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menargetkan pembangunan ruang publik kreatif  di kawasan eks-incinerator atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Keputih, Kota Surabaya akan selesai Desember 2017.
     
"Desainnya sangat atraktif dengan memanfaatkan lahan eks-insinerator, jadi nanti insinerator tidak akan kami bongkar tapi dimanfaatkan untuk taman kemudian disambungkan dengan Taman Harmoni," kata Risma usai melakukan peletakan batu pertama di Keputih, Jumat.

Peletakan batu pertama tersebut juga diikuti Sekretaris Jenderal UCGL Aspac Bernardia Tjandradewi dan Perwakilan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Risma mengatakan ini akan menjadi sejarah bagi Kota Surabaya karena lahan seluas 55 hektare ini dulunya merupakan lokasi bekas insinerator milik Pemkot yang sebentar lagi akan diubah menjadi ruang publik kreatif. 

Selain taman, lanjut Risma, akan ada banyak fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh warga khususnya warga Surabaya timur. "Nanti ada aula utama, parkir sepeda, ruang kreatif, water playground, lapangan basket, food court, ruang komunitas terbuka, galeri pendidikan, ruang pertunjukan, taman baca, toilet ramah disabilitas dan taman mural," katanya. 

Menurut dia, selama membuat konsep atau desain bangunan, Pemkot Surabaya melibatkan partispasi dari tokoh masyarakat sekitar, arsitek dan designer, sedangkan untuk proses pembangunnya dilakukan oleh kontraktor dari Kota Surabaya. 

Masing-masing dibantu oleh 45 orang yang terdiri dari 30 orang mahasiswa S1dan S2 jurusan arsitektur/desain interior dan 15 arsitek profesional dan akademisi.  

"Kalau pakai jasa konsultan uangnya tidak cukup, makanya saya minta bantuan dari praktisi dan mahasiswa Surabaya untuk memikirkan bersama agar lahan ini bisa menjadi wadah yang bermanfaat sekaligus menjadi jujukan bagi mereka yang ingin menuangkan ide kreatifitasnya," ujarnya. 

Risma mengatakan tenggat waktu pembangunan lahan eks-insinerator ini ditarget selesai pada bulan Desember 2017. "Kami akan ngebut sebab desainnya sudah selesai tinggal proses pembangunan saja," ujarnya.

Ditanya soal dana yang dikeluarkan selama proses pembangunan lahan eks-insinerator menjadi ruang publik kreatif, dirinya mengatakan tidak menggunakan APBD Surabaya melainkan dibantu dari Kementerian PUPR, UCGL Aspac dan CSR-CSR yang lain. 

"Total anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp4 miliar," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal UCGL Aspac Bernardia Tjandradewi, mengapresiasi langkah dan upaya wali kota Surabaya yang berhasil menyulap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah menjadi ruang publik kreatif. Baginya, langkah yang sudah dilakukan Pemkot bisa menjadi referensi bagi kota-kota di Indonesia bahkan kota yang ada di luar negeri. 

"Langkah ini sungguh luar biasa karena membawa dampak yang positif dari segala macam aspek mulai dari sisi edukasi, pendidikan, perekonomian dan aspek-aspek yang lain," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017