Malang (Antara Jatim) - Wali Kota Malang Moch Anton meminta agar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun swasta di wilayah itu untuk meningkatkan pendidikan agama seiring dengan maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa akhir-akhir ini.

"Seharusnya kasus ini tidak perlu terjadi jika faktor penyebabnya bisa diantisipasi sejak dini. Saya sangat prihatin dengan kasus bunuh diri yang akhir-akhir ini marak i kalangan mahasiswa. Seharusnya tidak ada lah kasus seperti ini," kata Wali Kota Malang Moch Anton menyikapi maraknya kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa.

Dalam satu hari (Senin, 7/8) ditemukan dua mayat korban di lokasi berbeda dan keduanya diduga bunuh diri. Satu kasus seorang mahasiswi Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), Rensiana Jedo Wolor asal Wakatobu, Flores Timur dan satu lagi seorang mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) bernama Lukman Arifin asal Cimahi, Jawa Barat.

Lebih lanjut, Anton mengatakan, perlu adanya penguatan agama supaya memberikan hasil positif agar mereka dibentengi dari kejadian itu. "Permasalahan ini mestinya bisa diatasi sedini mungkin," kata Anton.

Anton yang juga Ketua DPC PKB Kota Malang ini mendorong perguruan tinggi turut berperan aktif meningkatkan pemahaman dan pendidikan agama bagi mahasiswanya di luar pendidikan akademik sebagai benteng diri. "Kegiatan penguatan agama ini untuk membentengi mahasiswa dari tindakan yang bisa mencelakai diri sendiri, apalagi Kota Malang dikenal sebagai kota pendidikan yang dihuni mahasiswa dari berbagai daerah.

Ia berharap pihak kampus mau mengusut tentang akar permasalah yang menyebabkan kejadian mahasiswanya bunuh diri tersebut. Dengan demikian, kampus dapat merumuskan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Kondisi seperti ini, lanjutnya, merupakan risiko Kota Malang yang menjadi miniatur Nusantara karena mahasiswa dari berbagai daerah, ras, agama, suku maupun adat istiadat menjadi satu dalam lingkup kampus yang tersebar di wilayah Kota Malang. "Oleh karena itu, Pemkot Malang terbuka untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam bidang apapun. Harapan kami kasus ini adalah yang terakhir," ujarnya.

Sementara itu, psikolog dari FISIP UB Cleoputri Al Yusainy mengemukakan bunuh diri sulit dikaitkan dengan apapun secara gamblang. "Kita tidak bisa menebak-nebak latar belakang seseorang bunuh diri, ini sulit dan tidak bisa dikaitkan karena kondisi ini bersentuhan dengan emosi seseorang," kata Cleo.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017