Kairo, Mesir, (Antara/Xinhua-OANA) - Presiden Mesir Abdel-Fatah As-Sisi pada Senin (7/8) menyatakan Qatar perlu menanggapi keprihatinan Kuartet Arab guna mengakhiri pertikaian di Teluk.

As-Sisi mengeluarkan pernyataan tersebut selama pertemuan dengan Wakil I Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Al Khaled Al Hamad As-Sabah, yang mengunjungi Kairo sebagai utusan Amir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Jaber As-Sabah.

Juru Bicara Presiden Mesir Alaa Youssef mengatakan Utusan Kuwait tersebut menyampaikan surat tertulis dari Sheikh Sabah kepada As-Sisi mengenai upaya Kuwait untuk menangani krisis Qatar, demikian laporan Kantor Berita Mesir, MENA.

Menteri Kuwait itu mengkaji upaya yang dilancarkan oleh negerinya untuk memperkuat solidaritas dan persatuan Arab dalam menghadapi bermacam tantangan yang dihadapi bangsa Arab, kata Youssef.

Sheikh Sabah menegaskan peran penting Mesir dalam mendorong aksi bersama Arab "sebagai pilar utama keamanan dan kestabilan di Dunia Arab", kata juru bicara tersebut.

Sementara itu, As-Sisi --sebagaimana dilaporkan Xinhua, yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi-- memuji upaya Amir Kuwait guna mendorong konsensus dan solidaritas Arab, serta pendiriannya --yang pro-Mesir.

As-Sisi juga menegaskan dukungan penuh Mesir bagi upaya penengahan Kuwait, dan menegaskan perlunya bagi Qatar untuk menanggapi keprihatinan Mesir serta ketiga negara lain Teluk.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukhry dan pejabat lain menghadiri pertemuan tersebut.

Sheikh Sabah Al Khaled Al Hamad As-Sabah tiba di Ibu Kota Mesir, Kairo, setelah menyelenggarakan pertemuan dengan timpalannya dari Arab Saudi Adel bin Ahmed Al-Jubeir dan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz As-Saud di Jeddah, Arab Saudi.

Sheikh Sabah menyerahkan kepada Putra Mahkota Arab Saudi surat tertulis yang ditujukan kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz As-Saud dari Amir Kuwait.

Kuwait telah memainkan peran sebagai penengah sejak blok Arab pimpinan Arab Saudi --yang meliputi Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan Mesir-- memutus hubungan diplomatik dengan Qatar pada awal Juni, dengan alasan Doha mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri mereka.

Qatar dengan tegas telah membantah semua tuduhan itu, dan berkeras bahwa Doha telah memerangi terorisme tanpa kenal lelah.

Sejauh ini tak ada terobosan yang telah dicapai dalam upaya Kuwait untuk mewujudkan dialog guna mengakhiri percekcokan dua-bulan di Teluk, sebab Qatar telah menolak daftar tuntutan yang diajukan oleh blok pimpinan Arab Saudi.

Tuntutan tersebut meliputi dihentikannya dukungan buat terorisme dan kelompok fanatik, diakhirinya campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka, dan diturunkannya hubungan dengan Iran --pesaing utama Arab Saudi.(*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017