Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998 yang juga populer dengan lagu "Tidak Semua Laki-laki"  Basofi Soedirman meninggal dunia di RS Medistra, Jakarta, pada Senin (7/8) pukul 10.58 WIB, karena sakit.

Purnawirawan Mayjen TNI AD ini kelahiran Bojonegoro, Jatim 77 tahun lalu, merupakan putra dari Letjen TNI (Purn.) H. Soedirman yang merupakan tokoh terkenal, dan pahlawan nasional dari Kabupaten Bojonegoro.

"Iya benar, Basofi meninggal setelah beberapa lama dirawat di Rumah Sakit Medistra.dan sempat juga sebelumnya menjalani perawatan di Singapura," kata adik kandung Basofi Soedirman, Laeili Nuraeni saat dihubungi melalui telepon dari Surabaya, Senin.

Basofi Soedirman lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940, sebelumnya pernah menjabat sebagai Danrem 083/Baladhika Jaya di Malang, merupakan satuan teritorial di bawah Kodam V/Brawijaya, Kasdam I/Bukit Barisan (1986-1987) dan Wakil Gubernur Jakarta tahun (1987-1992).

Karier militer setelah lulus AMN Magelang 1963, misalnya, ia pernah menjadi Komandan Kodim 0824/Jember (1977-1978), Asisten Teritorial Kodam IV/Brawijaya (1983-1984), Komandan Korem 083/Baladhika Malang (1984-1986), dan Kasdam Kodam I/Bukit Barisan (1986-1987), sebelum akhirnya ditarik ke Mabes ABRI. Pengalaman lainnya adalah menjadi Dosen Seskoad, tahun 1979-1981. Ia sendiri mengikuti Seskoad pada tahun 1978, dan Seskogab tahun 1979.

Sebagai prajurit Basofi tergolong cepat pensiun. Lulusan Seskoad 1978 dan Seskogab 1979 ini pensiun pada usia 47 tahun, dengan pangkat Mayor Jenderal TNI. "Ya, karena masuk Golkar," begitu sebabanya. Ayahnya, Letjen TNI H. Soedirman, sebetulnya tak setuju. Tapi bagi Basofi sendiri, di Golkar dan di ABRI sama saja. "Cuma, Bapak saya yang protes," tambahnya.

Meskipun karir militernya kalah dibanding ayahnya—ayahnya bisa pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal TNI dan pernah menjabat Komandan Jenderal Seskoad—karier sipilnya tergolong bagus. Sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur, jabatannya adalah Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, dan pada tahun 1987 diangkat menjadi wakil gubernur DKI Jakarta Bidang pemerintahan. Itulah jabatan terakhirnya, sampai April 1993, sebelum menjadi Gubernur Jawa Timur.

Berkat pengaruh ayahnya, sejak kecil Basofi sudah bercita-cita menjadi tentara. "Bapak selalu mengajak saya melihat-lihat kegiatan militer seperti tentara latihan. Saya melihat kebesaran Bapak saya di dunia kemiliteran itu, sehingga otomatis di benak saya nggak ada yang lain kecuali ingin jadi tentara," ucapnya, suatu saat.

Basofi juga pernah berucap mengenai ayahnya, "masih menang bapak, pensiun bintang tiga (Letjen), saya bintang dua (Mayjen). Kalah satu bintang".

Sebagian cara hidup yang biasanya dialami tentara juga sudah sering dialaminya sejak kecil. Pada masa revolusi, Basofi kecil sudah sering harus ikut mengungsi. Setelah Belanda mengakui kedaulatan RI pun, ia masih harus berpindah-pindah karena tugas ayahnya selaku tentara menghendaki begitu.

Basofi meninggalkan seorang istri dan tiga anak, yaitu satu putri dan dua putra serta lima orang cucu (dua putri, 3 putra).

          Gubernur "hobi"
Selama lima tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Jawa Timur, Basofi sangat rajin menyambangi desa, sehingga program "Kembali ke Desa" menjadi fokus yang dijalankan Pemprov Jatim.

Tentang hal ini, Basofi mengemukakan bahwa desa harus menjadi perhatian (memajukan ekonomi) agar arus urbanisasi ke kota bisa diminimalisir. "Desa harus mempunyai daya tarik agar orang dari kota mau mengnjungi desa," ucapnya.

Setiap Desa mempunya produk unggulan yang satu sama lain berbeda, di mana sekarang pemerintah mempunyai program unggulan salah satu memerhatian desa (melalui dana desa yang puluhan triliun rupiah). Desa sudah mengalami hal itu 22 tahun lalu.

Basofi berharap, setiap akhir pekan warga kota berkunjun ke desa, sehingga ekonomi pedesaan bisa terangkat, sehingga kesenjangan (utamanya ekonomi dan pembangunan) antara kota dan desa tidak semakin melebar.

Selain desa, Basofi sangat memerhatikan produk khas atau asli dalam negeri dengan diversifikan produk, agar bisa populer dan menglobal. Salah satunya Sarung, Basofi berupaya sarung tidak hanya sekadar penutup bagian bawah kaum pria atau untuk sembahyang yang menjadi ciri Muslim, khususnya kalangan santri di ponpes.

Ketika itu, sarung oleh Basofi dipopulerkan sebagai kemeja atau baju sehingga populer dengan sebuatan "Sarfi" alias Sarung Basofi.

Pakaian khas Jatim berupa udeng dengan kemeja dan warna gelap (hitam, cokelat atau biru dan hijau tua) diselimuti batik khas Madura dibagian pinggang, menjadi busana utama yang dikenakan kalangan pemerintahan maupun warga Jatim secara umum untuk kegiatan formal.

Perhatian yang cukup besar terhadap desa dan produk khas lokal ini mendapat sambutan warga, di mana dalam setiap kunjungan ke daerah, pemerintah dan masyarakat setempat selalu memutar "Lagu Wajib" Tidak Semua Laki-laki.

Popularitas Basofi sebagai penyanyi melalui single "Tidak Semua Laki-laki" yang dirilis pada tahun 1992, sangat melekat ketika itu di mata dan telingga pendudukan Jatim.

"Pekerjaan utama saya ya nyanyi, Gubernur itu cuma hobi," ujar Basofi, sambil tersenyum berkelakar setiap lagu dangdut yang jadi andalan membuat dirinya populer itu berkumandang.

Dalam setiap kunjungan ke daerah itu juga, Basofi tidak pernah melewatkan berbelanja atau membeli produk setempat, seperti saat melewati kawasan Jember-Lumajang-Probolinggo yang di tepi jalan banyak warga setempat membuka lapak dagangan produk buah-buahan seperti rambutan, nangka, mangga.

Gubernur yang penyanyi itu selalu memborong produk masyarakat, sehingga tidak heran bila kendaraan dinas hingga mobil patwal (polisi yang mengawal), bagasinya selalu penuh belanja.

"Ya kalau ke desa itu orang kota membeli oleh-oleh produk setempat. Minimal ini bisa mengerakkan ekonomi warga, perputaran uang agar merata ke daerah, tidak hanya di kota," ucap Basofi mengenai "hobinya" berbelanja setiap kunjungan ke daerah.

Tidak hanya itu, setiap kunjungan kerja ke luar negeri, khususnya provinsi atau negara bagian yang mengikat kerja sama "berkembaran" dengan Jatim (sister province/state) seperti Australia Barat, Louisiana, AS, hingga Osaka, Jepang, Basofi selalu membawa dan mempromosikan serta membawakan produk Jatim.

"Kerjaan Utama" menyanyi ini pula yang dijadikan Basofi sebagai senjata diplomasi dalam setiap kunjungan ke luar negeri. Misalnya, saat berkunjung ke New Orleans, Louisiana, di mana saat itu markas PT Freeport McMoran Copper & Gold Inc berada, Basofi menantang" bos Freeport, James Robert (Jim Bob) Moffett untuk menyanyi. Saat itu ada rencana Freeport membukan "Base" di Gresik, Jatim.

Basofi menyanyi lagu andalannya "Tidak Semua Laki-laki", di balas oleh Jim Bob dengan menari Rock and Roll. "Saya menari saja, karena kalau nyanyi tidak mungkin menyaingi Pak Gubernur (Basofi) yang memang penyanyi," kata Jim Bob, saat itu.

              Bendera setengah tiang
Di sela kunjungan kerjanya di Benua Eropa, Gubernur Jawa Timur Soekarwo langsung menggelar rapat dengan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang kebetulan mendampinginya. Hasilnya, seluruh kantor instansi dan UPT se-Jatim diwajibkan mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari, mulai Senin hingga Rabu, 7-9 Agustus 2017.

"Sehubungan dengan meninggal dunianya Bapak Basofi Soedirman maka agar mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan," ujar Pakde Karwo, sapaan akrabnya, melalui pesan elektronik yang diterima Antara di Surabaya.

Tak itu saja, orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut juga memerintahkan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf beserta sejumlah kepala OPD menghadiri langsung pemakaman Basofi Soedirman, sekaligus menyampaikan belasungkawa langsung ke keluarganya.

Tentang Basofi, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menilai sosok mantan Gubernur Jatim Basofi Soedirman merupakan penggagas gerakan kembali ke desa.

"Ada program yang sangat luar biasa selama beliau memimpin Jatim, yaitu gerakan kembali ke desa," tuturnya.

Hasilnya, kata dia, sangat luar biasa dan angka urbanisasi bisa disesuaikan, termasuk saat ini kebijakan-kebijakan terkait desa sudah menjadi prioritas yang bisa dirasakan masyarakat setempat.

Menurut dia, sosok Basofi ketika menjabat sebagai orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jatim lalu merupakan pimpinan yang dicintai staf maupun rakyatnya.

Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim, mengaku akan menghadiri prosesi pemakaman Basofi Soedirman bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah setempat.

"Kami atas nama keluarga besar Pemprov dan warga Jatim turut duka cita atas meninggalnya Pak Basofi. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT," katanya.

Secara pribadi, Gus Ipul mengaku jarang bertemu dengan Basofi Soedirman, namun diakuinya seorang Basofi tidak bisa dilepaskan dari banyak ciri khas ke-Jawa Timuran.

"Siapa yang tidak kenal Pak Basofi? Lagunya Tidak Semua Laki-laki, kemudian sarung digunakan sebagai busana, ada juga jas 'basofi' yang sangat terkenal pada setiap ada hajatan," ucap Gus Ipul menambahkan.

Jenazah almarhum Basofi Soedirman rencananya dimakamkan di Pemakaman San Diego Hill di Karawang, Selasa (8/8), dengan terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka si kawasan Kemang Timur, Jakarta Selatan.

"Selamat jalan Pak Bas!". (*)
Vid oleh Youtube


Pewarta: Chandra Hamdani Noer

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017