Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengingatkan kepedulian masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya sebagai bentuk antisipasi terjadinya berbagai tindak kejahatan di permukiman.

"Masyarakat bersama perangkat setempat harus pro aktif dan mengetahui tentang apa-apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya," ujarnya menanggapi kasus penggerebekan polisi terhadap 93 orang yang diduga terlibat penipuan daring di kawasan Graha Family Surabaya, Minggu.

Tak hanya di kawasan permukiman padat penduduk, lingkungan rumah mewah di kawasan elit juga harus mendapat perhatian dari perangkat warga, terutama RT dan RW sehingga mempersempit ruang gerak pihak manapun berbuat kejahatan.

Menurut dia, kendati menjadi tugas utama aparat berwajib untuk mengungkap kejahatan, namun tidak akan berjalan maksimal tanpa bantuan masyarakat sehingga sinergi merupakan upaya tepat menjaga kemaanan maupun kenyamanan lingkungan.

"Tidak hanya penipuan daring seperti yang berhasil diungkap polisi kemarin, tapi kejahatan lain seperti kerawanan narkoba, penyebaran paham radikalisme serta kriminalisasi lainnya," ucap orang nomor dua di Pemprov Jatim itu.

Pada Sabtu (29/7), Satuan Tugas Khusus Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Satgas Khusus Mabes Polri) membongkar sindikat kejahatan siber internasional yakni penipuan melalui media daring di Surabaya, dengan korban terbanyak berasal dari Tiongkok.

Total, polisi menangkap 93 orang pelaku usai digerebek di empat rumah di perumahan elit Graha Famili, yang di antaranya dua Warga Negara Indonesia (WNI) dan 91 orang lainnya Warga Negara Asing (WNA), masing-masing 57 orang asal Taiwan, seorang asal Malaysia dan sisanya asal Tiongkok.

Khusus terhadap pengawasan WNA, Wagub Jatim mengakui ada perhatian kepada siapa saja orang asing yang masuk ke Indonesia, terlebih selama ini tradisi menerima tamu dengan baik dari negara lain selalu dilakukan.

Namun, kata dia, jangan dilupakan bahwa tidak semua WNA memenuhi syarat untuk bisa tinggal di Indonesia sehingga perlu ada kewaspadaan dari aparat terkait, seperti Tim Pengawas Orang Asing, Kepolisian, TNI, Keimigrasian, termasuk masyarakat.

"Kalau kita mau mencari dan peduli, paling tidak WNA yang melanggar ketentuan tinggal tanpa izin cukup bisa terdetwkai sejak dini. Mari bergandeng tangan dan jaga lingkungan," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya. (*)
Video oleh: Hanif Narullah

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017