Malang (Antara Jatim) - Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir mengemukakan kelompok radikal lebih banyak menyasar pengguna para internet karena berdasarkan data, sekitar 50 persen warga Indonesia menggunakan internet dalam kehidupan sehari-hari.

"Pengguna internet di Indonesia itu lebih dari 50 persen jumlah penduduk dan dari 50 persen itu sebagian besar adalah anak-anak muda. Karena jumlahnya yang cukup besar itulah kelompok radikalisme memanfaatkannya untuk beraksi dengan berbagai cara guna menambah anggotanya," kata Abdul  Rahman Kadir usai menutup Pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis.

Menurut dia, aksi kelompok radikal yang dilakukan di media sosial itu tak hanya tentang pembaiatan, tapi juga sudah menyentuh hal-hal krusial lainnya, bahkan pernikahan pun pernah dilakukan lewat media sosial.

Ia mengemukakan cepat atau lambat mereka (kelompok radikal) mendapat dukungan yangcukup besar, bahkan di Indonesia sudah banyak share-share yang berkaitan dengan radikalisme. "Itu artinya, sekarang ini kita sudah begitu dekat dengan musuh," ujarnya.
   
Pergeseran kelompok-kelompok ISIS dari Suriah sudah sampai di Filiphina Selatan (Marawi), artinya musuh bangsa Indonesia ini suda ada di depan mata. "Kita harus mengejar mereka, sebab keberadaan mereka (kelompok radikal) membuat kita kacau balau dan tidak berdaya, padahal masyarakat kita inginnya kondisi damai, aman dan nyaman," terangnya.

Meski mereka teramsuk golongan minoritas, lanjutnya, mereka lebih banyak "bicara" dan rajin bersuara melalui banyak media, termasuk media sosial. "Oleh karena itu kita harus bergerak dan jangan tinggal diam ," ucapnya.

Untuk menangkal dan menjawab share kelompok radikal yang cukup gencar itu, katanya, BNPT menggandeng anak-anak muda yang bertalenta dan memiliki keahlian di bidang teknologi informasi (TI) di seluruh Tanah Air utnuk bergabung sebagai Duta Damai Dunia Maya. Sebelum bergabung denagn BNPTN, calon duta ini juag diberikan pelatihan khusus.

"Dengan adanya Duta Damai Dunia Maya ini, unggahan berita, video, blog atau apapun namanya yang bersifat negatif tentang Indonesia, bisa dicounter (dijawab) dengan benar dan berita-berita hoax, video, blog, atau foto negatif itu bisa diluruskan dengan teknologi dan cara yang positif," katanya.

Bahkan, katanya, para Duta Damai Dunia Maya ini bisa mengkreasikan dan membuat inovasi yang lebih menarik  dan lebih bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya daripada yang dishare kelompok radikal tersebut. "Oleh karena itu, dengan adanya duta ini, BNPT berharap peran masing-masing pihak bisa melawan aksi kelompok radikal dengan menyebar pesan perdamaian di komunitas masing-masing," terangnya.

Pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Malang tersebut sebagai kota ketiga setelah Bandung dan Semarang. Pada tahun ini rencananya ada tujuh kota yang bakal disasar. Selain tiga kota yang sudah terlaksana, empat kota lainnya adalah Padang, Menado, Balikpapan, serta Pulau Bali.

Peserta pelatihan di Malang 60 orang yang dibagi menjadi lima kelompok. Pelatihan digelar selama empat hari mulai Senin (24/7) hingga Kamis (27/7). Usai mengikuti pelatihan dan dkukuhkan sebagai Duta Damai Dunia Maya, mereka bertugas melawan bahaya aksi terorisme di dunia maya.

Ambassador Duta Damai Dunia Maya BNPT, Kikan (eks vokalis Cokelat) mengatakan pemuda saat ini memang perlu dibentengi dengan konten positif di dunia maya agar tidak ikut terjerumus. "Intinya pemuda harus mengerti bahaya radikalisme di dunia maya maupun dunia nyata," ujarnya.(*)
Video oleh: Endang Sukarelawati

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017