Jombang, (Antara Jatim) - Keluarga almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memutuskan untuk memasang batu nisan baru di makam Presiden ke-4 RI itu yang ada di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang di dalamnya juga bertuliskan pesan terakhir almarhum.

Pengurus PP Tebuireng Kabupaten Jombang Lukman, di Jombang, Kamis mengatakan pemasangan batu nisan di makam pria yang akrab disapa Gus Dur itu dilakukan sekitar tiga hari lalu. Di mana keluarga dari Jakarta telah datang ke Jombang Rabu (21/6).

Ia mengatakan, pemasangan itu juga atas permintaan dari keluarga. Namun, untuk peresmian direncanakan nanti sekitar Syawal.

Pemasangan batu nisan itu juga memenuhi pesan almarhum saat masih hidup. Saat itu, Gus Dur pernah berpesan pada keluarganya, jika suatu saat nanti meninggal, di atas kuburnya ditulis "Di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan".

Dalam tulisan di batu nisan tersebut, selain ditulis dalam Bahasa Indonesia, juga ditulis dalam Bahasa Arab, Inggris, serta huruf kanji. Di batu nisan juga bertuliskan KH Abdurrahman Wahid Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Lukman juga menambahkan, pemasangan batu nisan itu juga lebih memudahkan para peziarah untuk mengetahui dengan pasti makam Gus Dur. Selama ini, masih banyak peziarah yang bertanya-tanya makam Gus Dur sebenarnya yang mana, sehingga dengan batu nisan itu, peziarah juga langsung tahu.

Batu nisan itu, kata dia, juga dibuat dengan ukuran yang lebih rendah daripada batu nisan kakek Gus Dur, yaitu KH Hasyim Asy'ari.

"Jadi, batu nisan itu sebagai penanda dan tidak masalah, karena tidak terlalu tinggi, tidak melebihi tingginya nisannya Mbah Hasyim," ucapnya.

Sementara itu, saat ini aktivitas mengaji kilat selama Ramadhan 2017 di PP Tebuireng, Kabupaten Jombang, sudah selesai, dan di pondok pun sudah libur, tepatnya pada 12 Juni 2017. Rencananya, untuk aktivitas di pondok akan kembali aktif pada 15 Juli 2017.

Selain itu, di akhir Ramadhan 2017, jumlah peziarah yang datang ke makam di area pondok juga semakin banyakk. Mereka juga dari berbagai daerah baik dari Jatim maupun daerah lainnya di Indonesia.

Di makam itu, selain ada makam Gus Dur, juga pendiri organisasi Nahdlatul Ulama yang juga kakek Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari, bapaknya Gus Dur yaitu Wahid Hasyim, dan sejumlah pejuang lainnya.

Lukman menyebut, para peziarah itu mayoritas datang pada malam hari. Selain sendiri, ada juga yang berangkat dengan rombongan.

"Mayoritas datang malam hari. Kalau masuk ke makam, sampai malam hari, tepatnya subuh baru tutup," ungkap Lukman.(*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017