Jakarta, (Antara) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menlu AS Rex Tillerson melakukan pembicaraan lewat sambungan telepon untuk membahas sejumlah isu utama, di antaranya mengenai perkembangan krisis diplomatik Qatar.

"Semalam Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menelepon saya. Kita memang sudah janjian dalam minggu ini untuk melakukan komunikasi lewat telepon," kata Menlu Retno Marsudi di Jakarta, Rabu.

Ada tiga isu utama yang dibahas oleh Menlu Retno dengan Rex Tillerson.

Yang pertama adalah soal krisis di teluk, di mana sejumlah negara Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, karena Qatar dianggap mengancam keamanan kawasan teluk dan mendukung sejumlah kelompok militan bersenjata.

Menlu Retno menyampaikan kembali posisi Indonesia terhadap masalah tersebut dan Indonesia meminta agar Amerika juga memberikan kontribusinya agar situasi tidak memburuk dan dialog dapa segera dilakukan.

"Rex Tillerton mengatakan bahwa Amerika berkomitmen untuk memberikan kontribusinya dan sampai saat ini masih terus mengundang kedua belah pihak agar dialog dapat dilakukan," tutur Retno.

Indonesia terus berupaya mendorong agar negara-negara yang terlibat dalam krisis diplomatik Qatar untuk menahan diri dan  mengedepankan dialog dan rekonsiliasi.

Pekan lalu, Menlu Retno menerima utusan khusus dari Uni Emirat Arab yaitu Menlu UEA Abdul Rahman bin Mohammde Al Owais guna membahas upaya-upaya yang bisa ditempuh untuk menangani krisis diplomatik Qatar.

Di antara pesan yang disampaikan oleh utusan khusus UAE tersebut adalah bagaimana mengedepankan dialog dalam penyelesaian krisis diplomatik Qatar.

UAE setuju bahwa dialog dan penyelesaian secara politik adalah opsi tunggal yang paling memungkinkan bisa dicapai sementara penyelesaian masalah lewat kekuatan militer bukan lah suatu pilihan.

Menlu Retno juga telah menerima kunjungan Menlu Maladewa Mohamed Asi dalam kunjunga bilateral di Jakarta pada Rabu.

Menlu Maladewa juga mendorong agar dialog dapat segera dilakukan, kata Retno.

Selain itu, Menlu Retno dan Tillerson juga membahas persiapan pertemuan tingkat tinggi G20 yang akan dilaksanakan di Hamburg, Jerman pada 7-8 Juli tahun ini.

Kedua menlu membahas rencana pertemuan bilateral antara Presiden Trump dan Presiden Joko Widodo di sela-sela KTT G20 nanti.

"Kita membahas mengenai beberapa isu yang kemungkinan dibahas oleh kedua presiden antara lain adalah mengenai ancaman terorisme," ucap Retno.

Sedangkan isu ketiga yang dibahas kedua menlu terkait dengan masalah keamanan di Marawi, Filipina.

Menlu AS mengapresiasi langkah Indonesia yang telah menginisiasi pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia dan Filipina yang akan dilaksanakan besok di Manila.

Pertemuan trilateral tersebut bertujuan untuk membahas situasi keamanan terkini, khususnya di Marawi, serta dampaknya kepada keamanan wilayah.(*)

Pewarta: Aditya E.S. Wicaksono

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017