Tokyo, (Antara) - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Perdana Menteri Shinzo Abe membahas percepatan proyek kereta api kecepatan sedang Jakarta-Surabaya dalam pertemuan bilateral usai menjadi pembicara dalam Konferenai Internasional: Masa Depan Asia di Hotel Imperial Tokyo, Jepang, Senin.
Ditemui usai pertemuan bilateral tersebut, Wapres Jusuf Kalla mengatakan pembicaraan tentang kereta api cepat Jakarta-Surabaya lebih kepada percepatan pelaksanaan tender usai hasil studi kelayakan selesai pada akhir 2017.
"Pembicaraannya sudah selesai, sekarang yang penting bagaimana mempercepat realisasinya, dan Jepang 'committed' di situ," ujar JK.
Wapres menekankan optimistisnya bahwa percepatan proyek kereta api Jakarta-Surabaya dapat dilakukan, karena Indonesia telah memiliki infrastruktur dasar, seperti rel kereta api, stasiun, dan sumber daya manusia untuk mengoperasikannya.
"Kereta api cepat ini kan bagaimana memperpendek waktu tempuh yang 8-9 jam menjadi 5 jam saja, jadi lebih mudah dilakukan," ujarnya.
Lebih lanjut, Utusan Khusus Pemerintah Indonesia untuk Jepang di Bidang Investasi, Rahmat Gobel mengatakan pihak Indonesia dan Jepang akan melakukan pertemuan di Jakarta pada September 2017, untuk membahas hasil studi kelayakan tersebut.
Rahmat Gobel menambahkan, komitmen Jepang pada proyek Kereta Jakarta-Surabaya ditunjukkan dengan kehadiran Penasihat Khusus Perdana Menteri, Hiroto Izumi yang turut mendampingi Shinzo Abe dalam pertemuan tersebut.
"Pak Abe mengajak 'special adviser'-nya jadi mereka menganggap serius tentang komitmen proyek ini," kata dia.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 30 menit tersebut, Wapres JK dan Abe juga membahas tentang komitmen investasi manufaktur, penambahan jumlah penerimaan tenaga kerja Indonesia di Jepang, dan peningkatan kerja sama dalam momentum 60 tahun hubungan diplomati Indonesia-Jepang pada 2018.
Selain Rahmat Gobel, hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut, yakni Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, mantan Menteri Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Jepang Muhammad Lutfi, Kepala Sekretariat Wapres Mohammad Oemar, dan Ketua Tim Ahli Wapres, Sofyan Wanandi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Ditemui usai pertemuan bilateral tersebut, Wapres Jusuf Kalla mengatakan pembicaraan tentang kereta api cepat Jakarta-Surabaya lebih kepada percepatan pelaksanaan tender usai hasil studi kelayakan selesai pada akhir 2017.
"Pembicaraannya sudah selesai, sekarang yang penting bagaimana mempercepat realisasinya, dan Jepang 'committed' di situ," ujar JK.
Wapres menekankan optimistisnya bahwa percepatan proyek kereta api Jakarta-Surabaya dapat dilakukan, karena Indonesia telah memiliki infrastruktur dasar, seperti rel kereta api, stasiun, dan sumber daya manusia untuk mengoperasikannya.
"Kereta api cepat ini kan bagaimana memperpendek waktu tempuh yang 8-9 jam menjadi 5 jam saja, jadi lebih mudah dilakukan," ujarnya.
Lebih lanjut, Utusan Khusus Pemerintah Indonesia untuk Jepang di Bidang Investasi, Rahmat Gobel mengatakan pihak Indonesia dan Jepang akan melakukan pertemuan di Jakarta pada September 2017, untuk membahas hasil studi kelayakan tersebut.
Rahmat Gobel menambahkan, komitmen Jepang pada proyek Kereta Jakarta-Surabaya ditunjukkan dengan kehadiran Penasihat Khusus Perdana Menteri, Hiroto Izumi yang turut mendampingi Shinzo Abe dalam pertemuan tersebut.
"Pak Abe mengajak 'special adviser'-nya jadi mereka menganggap serius tentang komitmen proyek ini," kata dia.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 30 menit tersebut, Wapres JK dan Abe juga membahas tentang komitmen investasi manufaktur, penambahan jumlah penerimaan tenaga kerja Indonesia di Jepang, dan peningkatan kerja sama dalam momentum 60 tahun hubungan diplomati Indonesia-Jepang pada 2018.
Selain Rahmat Gobel, hadir mendampingi Wapres dalam pertemuan tersebut, yakni Duta Besar RI untuk Jepang Arifin Tasrif, mantan Menteri Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Jepang Muhammad Lutfi, Kepala Sekretariat Wapres Mohammad Oemar, dan Ketua Tim Ahli Wapres, Sofyan Wanandi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017