Madiun (Antara Jatim) - PT KAI (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun menangkap enam pelaku pelemparan kereta Kahuripan jurusan Kiaracondong, Bandug-Blitar, Jatim, yang mengakibatkan kaca kereta pecah dan sejumlah penumpang mengalami kaget.
     
Manajer Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun Supriyanto di Madiun, Sabtu mengatakan aksi pelemparan oleh keenam pelaku tersebut diketahui berdasarkan informasi dari petugas pengawal kereta (gaswal) dan kondektur KA Kahuripan. 
     
"Dari laporan itu diketahui saat KA Kahuripan lepas dua menit perjalanan di petak Babadan-Caruban pagi tadi, tiba-tiba terjadi pelemparan KA yang mengakibatkan kaca sebelah kanan kereta ekonomi 4/3E retak. Penumpang yang duduk di sekitarnya langsung kaget dan takut," ujar Supriyanto kepada wartawan.
     
Mengetahui kejadian tersebut Gaswal dan Kondektur KA Kahuripan di dalam kereta langsung melapor ke petugas berwenang di Stasiun Babadan dan kemudian dilakukan penyisiran serta pengejaran di lokasi pelemparan. 
     
Hasilnya, petugas berhasil mengamankan enam orang anak yang diduga kuat sebagai pelaku dari pelemparan kaca KA Kahuripan tersebut.
     
"Karena para pelaku adalah anak-anak di bawah umur, maka dilakukan pemanggilan masing-masing orang tua bersangkutan untuk pendampingan saat dilakukan pemeriksaan," kata Supriyanto. 
     
Keenam pelaku lalu kemudian dibawa ke Polsek Nglames guna pemeriksaan lebih lanjut. Para pelaku juga dimintai petugas untuk membuat surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatan berbahaya tersebut.
     
"Kalau kerugian materi adalah kaca retak, sedangkan kerugian nonmateri sejumlah penumpang sempat kaget dan panik. Untuk penanganan lebih lanjut petugas Stasiun Babadan berkoordinasi dengan Polsek Nglames," tambah dia. 
     
Pihaknya sangat menyayangkan aksi pelemparan kaca KA Kahuripan yang dilakukan oleh anak-anak tersebut. Sebab, aksinya tersebut sangat membahayakan perjalanan kereta, penumpang, dan melanggar hukum.
     
Petugas meminta para orang tua mengawasi tingkah laku anak-anaknya agar tidak melakukan tindakan yang berbahaya serta merugikan diri sendiri dan orang lain. Terlebih saat ini masa bulan Ramadhan yang seharusya diisi degan kegiatan positif. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017