Surabaya (Antara Jatim) - Pergerakan ekonomi di Jawa Timur didominasi oleh sektor Usaha Kecil dan Mikro (UKM) dengan angka 98,64 persen, sesuai hasil pendaftaran sensus ekonomi 2016 (SE2016) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat.

"Menurut hasil skala usaha di Jatim, UKM masih yang terbesar dengan kontribusi sebesar 98,64 persen, sementara usaha besar lainnya hanya 1,36 persen," kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono di Surabaya, Kamis.

Teguh mengatakan, hasil sensus juga menunjukkan kinerja UKM terus naik dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan jumlah total saat ini mencapai 4,21 juta usaha dari total usaha atau perusahaan di Jatim yang mencapai 4,67 juta.

"Hasil pendaftaran SE2016 menunjukkan ada sekitar 4,67 juta perusahaan nonpertanian di Jawa Timur. Jumlah itu naik 10,94 persen dibanding dengan sensus ekonomi sebelumnya yang hanya total 4,21 juta perusahaan," katanya.

Teguh mengatakan, secara rinci bila dibagi kategori lapangan usaha, maka terbesar ada pada usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 2,08 juta atau sekitar 44,58 persen, kemudian industri pengolahan sebanyak 18,42 persen, penyedia akomodasi dan penyedia makanan minuman sebesar 17,61 persen, dan sisanya 19,39 persen merupakan usaha lainnya.

"Posisi UKM yang ada pada sektor perdagangan menjadi salah satu penggerak utama ekonomi Jatim, dengan total usaha perdagangan mencapai 2,054 juta," katanya.

Selain di sektor perdagangan, kata Teguh, UKM yang bergerak di sektor industri pengolahan juga cukup besar, yakni mencapai 851.262 usaha, dan UKM sektor penyedia akomodasi dan penyedia makanan minuman jumlahmya mencapai 820.955 usaha.

"Dengan jumlah yang cukup besar itulah, juga menyerap jumlah tenaga kerja yang relatif paling besar, dan hasil survei ekonomi UKM mampu menyerap 11,024 juta lebih atau sekitar 76,98 persen dari total tenaga kerja di Jatim yang mencapai 14,344 juta tenaga kerja," katanya.

Sedangkan usaha menengah besar lainnya, kata Teguh, hanya mampu menyerap 3,302 juta atau sekitar 23,02 persen tenaga kerja.

"Peningkatan jumlah usaha ini masih sesuai dengan proporsi penduduk kewilayahan yang sebesar 40 juta penduduk. Meski secara struktur perekonomian dibandingkan 2006 relatif masih sama," katanya.

Ia mengatakan, hasil sensus juga mengelompokkan usaha ke empat badan koordinasi wilayah pemerintahan dan pembangunan (bakorwil), seperti Bakorwil III meliputi Kabupaten Malang, Lumajang, Jember, Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan dan Kota Batu, dengan total 1,62 juta usaha.

Selanjutnya Bakorwil IV yang meliputi Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep dan Kota Surabaya, dengan jumlah usaha sebanyak 1,18 juta atau sekitar 25,33 persen.

Teguh berharap, data hasil sensus ekonomi ini bisa digunakan oleh pemerintah daerah untuk memetakan persoalan dan potensi, sebab di setiap daerah memiliki komoditas unggulan dan itu bisa dikembangkan sebagai solusi untuk mendorong aktivitas ekonomi.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017