Kediri (Antara Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, akan mengoptimalkan layanan kas keliling untuk penukaran uang pecahan menjelang Ramadhan 2017.
     
"Kami akan melakukan layanan kas keliling di sejumlah titik strategis," kata Asisten Direktur Sistem Pembayaran, Pengeloaan Uang Rupiah dan Keuangan Inklusif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Beny Wicaksono di Kediri, Rabu.
     
Ia mengatakan, sejumlah titik yang didatangi itu terbagi di beberapa kota wilayah BI Kediri di keresidenan Kediri dan Madiun. Misalnya, di kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri, di kantor pemerintah kota/kabupaten wilayah kerja BI Kediri, ataupun di tempat strategis lainnya.
     
Beny juga mengatakan, menjelang Ramadhan dan Lebaran 2017, BI Kediri tidak melayani penukaran uang untuk umum. Masyarakat bisa menukarkan uang di bank umum serta BPR di seluruh wilayah BI Kediri.
    
Untuk penukaran uang juga dibatasi dimana jumlah uang pecahan kecil yang bisa ditukar hingga Rp3.700.000 per orang, dengan rincian pecahan Rp20 ribu satu bendel, Rp10 ribu satu bendel, Rp5 ribu satu bendel, dan Rp2 ribu satu bendel.
     
"Bank umum akan membuka layanan pada masyarakat setiap Selasa dan Kamis dengan jumlah antrean maksimal 50 per hari pelayanan. Dan, jumlah uang pecahan kecil yang dapat ditukar adalah Rp3.700.000 per orang," katanya.
    
Ia pun menegaskan, secara umum stok uang pecahan cukup, namun stok dapat ditambah jika diperlukan. Proyeksi kebutuhan masyarakat untuk Ramadhan 2017 diperkirakan sekitar Rp6,5 triliun. Jumlah itu meningkat ketimbang realisasi 2015 (Rp3,4 triliun) dan 2016 yang sekitar Rp5,2 triliun. 
     
Beny juga meminta masyarakat tidak terlalu euforia melakukan penukaran uang pecahan baru, sebab yang penting adalah fungsi dan nilai uangnya.
     
"Masyakat jangan terlalu berburu-buru, sebab yang lama (uang pecahan lama) masih berlaku, nilai sama," ujarnya.
     
Selain itu, ia juga meminta masyarakat menukar uang pecahan di tempat resmi guna menghindari diterimanya nominal yang lebih rendah ataupun adanya uang palsu.
     
Masyarakat juga diminta saat ramadhan, lebih mengutamakan ibadah, tidak berbelanja berlebihan dan ikut berpartisipasi mencegah jual beli jasa uang baru. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017