Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memantau langsung pelaksanaan seleksi rekrutmen lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jatim yang digelar PT Astra Daihatsu Motor di SMKN 5 Surabaya, Selasa.

"SMK tidak hanya menyiapkan tenaga terampil yang siap di dunia kerja. Tugas lainnya yang tidak kalah penting, SMK membangun jejaring dengan dunia industri. Jejaring dibutuhkan untuk menyalurkan lulusan SMK," kata dia.

Gus Ipul, sapaan akrab Wagub menjelaskan, belum banyak SMK yang membangun kerja sama dengan dunia industri. Dari 1.800-an SMK se-Jatim, 200 di antaranya merupakan sekolah negeri.

"Yang negeri ini sudah lumayan, meski belum semuanya. Jadi, perlu didorong untuk lebih kerja keras," katanya.

Sementara itu, lanjut dia, sekitar 50 persen SMK swasta sudah bisa dikatakan bagus dalam membangun jejaring. Sisanya perlu banyak pembenahan, baik dari sisi guru, hingga sarana prasarana.

"SMK sebenarnya mampu membangun jejaring dengan dunia industri. Tapi, ya itu tadi, masih perlu didorong," tuturnya.

Gus Ipul menyatakan, Pemprov Jatim telah membikin skenario dan "road map" untuk menghadirkan SMK-SMK yang berstandar internasional.

General Manager HRD PT Astra, Joko Baroto menyatakan perusahaannya tidak membatasi jumlah lulusan SMK yang direkrut dari Jatim. Namun, penempatan kerja berada di Jakarta, Bekasi, dan Karawang. Selain di Surabaya, proses seleksi juga dilakukan di Malang.

"Ini sudah tahun ke empat. Sebelumnya sudah pernah dilakukan di Malang dan Bojonegoro," kata dia.

Dalam seleksi ini, perusahaan hanya menguji psikotes. Di dalamnya termasuk pengetahuan umum dan kemampuan umum. Setelah psikotes, kata Joko, dilakukan wawancara. Wawancara bermaterikan psikotes tadi dan tentunya tes kesehatan.

"Tidak perlu ujian praktik, karena saya yakin secara teknik lulusan SMK sudah mencukupi. Tinggal membenahi soft skill seperti tanggung jawab, disiplin, kerja sama, dan lain-lain," tuturnya.

Meski demikian, perusahaan akan tetap memberi training sebelum lulusan SMK itu bekerja dan ditempatkan sesuai keahlian. Training dilakukan selama dua minggu.

"Memang ada sub fundamental skill training sebelum bekerja. Karena itu tidak perlu ujian praktik," katanya.

Kepala SMKN 5 Surabaya, Rinoto menjelaskan, tugas SMK saat ini bukan hanya mengajar siswa. Setelah siswa itu lulus sekolah kemudian lepas tangan.

"Harus ada tanggung jawab moral dari sekolah. Kegiatan ini salah satu contohnya. Sekolah ikut mencarikan kerja bagi lulusan SMK," katanya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017