Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau warga Kota Surabaya menomorsatukan kebersamaan dengan lebih mengedepankan semangat gotong royong dan tidak mencari-cari perbedaan.
     
"Yang utama adalah kebersamaan, gotong royong. Tidak usah lagi kita menonjolkan perbedaan, karena perjuangan para pejuang yang lalu sudah berjuang dan berkorban nyawa untuk membuat bangsa ini jadi bersatu," kata Tri Rismaharini saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional 2017 di Surabaya, Senin.

Menurut dia, sebagai masyarakat yang hidup menghirup udara di era kemerdekaan tanpa merasakan sulitnya berjuang seperti para pejuang kemerdekaan, sudah seharusnya menghargai jasa-jasa para pahlawan dengan cara merawat persatuan. 

Untuk itu, lanjut dia, masyarakat harus bisa berpikir panjang dan memberi contoh baik bahwa kebersamaan dan persatuan bangsa ini penting, bukan hanya untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk generasi berikutnya.  

"Kalau kemudian kita yang tinggal meneruskan dan tidak harus berjuang bertaruh nyawa ini malah menonjolkan perbedaan, kita akan mundur lagi. Kita akan terpecah belah. Mari yang sudah berjalan bersama tidak usah ungkit-ungkit lagi perbedaan. Kalau dicari persamaannya bukan perbedaannya," ujarnya.

Hal ini sesuai dengan amanah Pemerintah RI melalui pidato Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang dibacakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. 

Beberapa poin penting dari pidato Menkominfo antara lain, pemerintah mengajak semua elemen bangsa untuk mendahulukan kepentingan bangsa di era dimensi baru bernama digitaliasi pada satu abad sejak organisasi Boedi Oetomo digagas. 

Dimensi baru bernama digitalisasi ini membawa berkah yang paling nyata dalam hal dipangkasnya waktu perizinan. Proses perizinan yang dulu berlangsung ratusan hari, dipangkas secara drastis hingga enam kali lebih cepat dari waktu semula.  

Di sisi lain, inovasi digital memungkinkan semua orang dihadapkan pada kejutan-kejutan dan tata cara baru dalam berhimpun dan berkreasi. Sebagian menguatkan, namun ada juga yang mengancam ikatan-ikatan kita dalam berbangsa. 

"Karena itulah, kita tidak boleh meninggalkan orientasi untuk terus mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan sosial," kata Risma. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017