Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan bisnis kuliner makanan dan minuman di Jawa Timur hingga Mei 2017 tercatat tumbuh 15 hingga 20 persen.

"Padahal bisnis lainnya saat ini tengah dilanda perlambatan," kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur itu saat menghadiri "Launching" Forum Pengusaha Restoran bekerja sama dengan Apkrindo, di Kampus UK Petra, Surabaya, Selasa.

Dalam sambutannya, Gus Ipul sapaan akrabnya menyampaikan bahwa di Thailand, pemerintah mereka memberikan subsidi untuk pengiriman bahan baku dari negara lain. Sehingga pengusaha bisnis kuliner di negaranya dapat berkembang.

"Sayangnya, hal itu di negara kita belum dapat diterapkan," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul menyampaikan beberapa hal kepada para pelaku bisnis kuliner makanan dan minuman di Jawa Timur, khususnya peserta dan anggota Apkrindo.

"Seperti di luar negeri, para pelanggan bisa langsung mengetahui bagaimana bahan bakunya, proses pembuatannya, higienis atau tidak," ujarnya.

Dia melanjutkan, untuk bahan baku meski diakui masih ada beberapa bahan baku penolong yang impor, sebagian besar berasal dari dalam negeri. Gus Ipul berharap, para pengusaha ini bisa lebih kreatif. Selain itu, dia juga menyinggung masalah kemasan produk.

"Saya pernah melakukan riset kecil-kecilan. Kala itu, saya menemui penjual kacang yang produknya hanya dikemas seadanya saja, paling banyak laku 15 bungkus. Ketika kemasannya diperbaiki, laku 50 bungkus," tuturnya.

Saat sesi pertanyaan ada salah seorang peserta menanyakan tentang peran Pemerintah Jatim terkait UMKM.

"Saat ini banyak buruh yang sadar ketimbang harus menunggu PHK, akhirnya membuka startup usaha sendiri, karena memang ini usaha paling mudah dan sumber dayanya luar biasa," kata salah satu peserta kepada Gus Ipul.

Menjawab hal ini, Gus Ipul mengaku belum ada langkah khusus untuk menindaklanjuti fenomena ini. Tapi, dirinya akan segera mengambil tindakan untuk membantu para pengusaha pemula ini.

"Saat ini, bukan lagi perusahaan atau pabrik besar yang padat karya. Justru UMKM-lah yang menyerap hampir 90 persen tenaga kerja di Jawa Timur. Pengusaha besar kita jaga, menengah kita fasilitasi. Sementara, UMKM akan kita bela dengan perlindungan, anggaran dan berbagai pelatihan," ujarnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017