Pengetahuan dan literasinya di bidang perkapalan tidak perlu diragukan lagi, karena sejak menginjak bangku sekolah kejuruan, Ade panggilan akrabnya, sudah menggeluti secara khusus bidang bangunan kapal.

Adenandra Sulistyo Hendrawan nama lengkapnya, pria lulusan Universitas Muhammadiyah Surabaya jurusan perkapalan ini mendapat amanah menyelesaikan kapal perang pesanan kedua Filipina, dan ditunjuk sebagai pimpinan proyek pengerjaan kapal BRP Davao Del Sur LD 602 jenis "Landing Platform Dock" (LPD).

Penunjukan ini tentunya dengan target penyelesaian harus bisa lebih cepat dan sempurna dibanding pesanan pertama.

Perlahan namun pasti, target itu pun dapat dilaluinya dengan baik melalui kerja sama tim yang dia pimpin, dan menjadi salah satu suksesi pengerjaan kapal perang lebih cepat dibanding yang pertama. Sehingga pada Senin (8/5) pukul 11.00 waktu setempat, kapal perang ekspor kedua tiba di tangan negara pemesan, Filipina.

"Alhamdulillah, tentunya ini merupakan prestasi bagi bangsa Indonesia, karena mampu menyelesaikan pembuatan kapal perang secara tepat waktu, yang selama ini menjadi masalah galangan kapal nasional," kata pria kelahiran Malang, Oktober 1975 tersebut.

Pesanan kedua kapal perang Filipina ini sebenarnya memiliki batas waktu atau "deadline" pengiriman tanggal 13 Mei 2017, namun PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia mampu menyelesaikan dan mengirim ke tangan pemesan awal Mei 2017, sehingga kapal tiba lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Ade yang kini juga menjadi salah satu Sumber Daya Manusia (SDM) pilihan PT PAL Indonesia untuk "Transfer Of Tecnologi" (TOT) bidang kapal selam dengan Korea Selatan itu mengaku, pada pengerjaan kapal perang pertama dia menjadi orang kedua dalam susunan struktur pimpinan proyek pengerjaan kapal.

Kemudian dalam pengerjaan kedua, Pimpinan proyek kapal perang pertama, Turitan Indaryo mempercayakan Ade sebagai pimpinannya, karena Turitan ditunjuk Kementerian BUMN menjadi Direktur Pengembangan dan Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia.

Setelah ditunjuk, suami dari Pratiwi Diah Lestari ini lantas mengerjakan secara cepat kapal pesanan kedua, sebab telah mengetahui kendala-kendala pada pengerjaan pertama.

Bapak tiga anak ini mengakui, kendala pengerjaan kapal kedua tidak terlalu banyak, dan SDM PT PAL Indonesia sudah mengetahui beberapa masalah yang telah dialami pada pengerjaan kapal pertama.

"Teman-teman PT PAL Indonesia pada pengerjaan pertama memang merasa kesulitan, karena sebelumnya terbiasa mengerjakan kapal jenis niaga yang memiliki ruang tidak terlalu banyak," katanya.

Konsep kapal niaga itu, berbeda dengan kapal perang pesanan Filipina yang memiliki banyak ruang, ditambah beberapa kecanggihan yang ada dalam kapal.

Sehingga pada proyek pertama, Ade memaklumi beberapa SDM masih bingung melakukan analisa pembuatan ruangan dalam kapal, akibatnya pengerjaan memakan waktu agak lama.

Untung saja pengerjaan kapal pertama telah sampai ke negara pemesan tepat waktu, sehingga tidak dikenai pinalti atau melebihi batas waktu yang ditentukan.

Sekadar diketahui, ekspor kapal pertama jenis yang sama LPD "Strategic Sealift Vessel", dan diberinama Tarlac itu tiba tepat waktu pada Jumat 13 Mei 2016 pukul 22.30 waktu Manila.

Enam Titik Pengerjaan

Suksesnya pengerjaan kapal kedua diakui Ade karena pihaknya mengambil pelajaran proyek pertama, sehingga tidak banyak mengalami kendala dan beberapa SDM PT PAL Indonesia telah terbiasa dengan mengacu konsep proyek pertama.

Pada proyek SSV kedua, pria yang beralamatkan di Griya Candramas Kabupaten Sidoarjo itu mengaku menggunakan konsep pengerjaan dengan membagi enam titik blok, atau cara yang sama seperti pembuatan proyek pertama.

Kemudian, blok-blok tersebut dirakit pada bengkel "assembly" atau bengkel penggabungan yang berada di bagian Dok Semarang, PT PAL Indonesia untuk menjadi satu bangunan kapal utuh.

Penerapan sistem blok di setiap lokasi atau titik memiliki target sendiri-sendiri, sehingga proses pembuatan kapal bisa dilakukan lebih cepat dan sesuai target yang ditentukan.

Ade mengaku konsep ini dianggap sukses, sehingga PT PAL Indonesia bisa menyelesaikan pengerjaan kapal perang pertama dan kedua secara cepat.

"Keberhasilan ini sepenuhnya tidak lepas dari semangat para tim dan manajemen perusahaan, sehingga bisa mengerjakan secara tepat waktu," kata pria yang pernah menempuh pendidikan di Politeknik Perkapalan Surabaya ini.

Ia berharap, ekspor dua kapal perang ke Filipina bisa menjadi semangat bagi dunia perkapalan Indonesia, dan membuat negara lain tertarik memesan kapal sejenis ke PT PAL Indonesia.

Karena, Ade yakin dan optimistis potensi anak negeri dan kemaritiman bangsa Indonesia tidak kalah dengan negara lain dalam membuat kapal perang canggih.

Terbukti, kata Ade, negara pemesan merasa puas dan berencana kembali memesan kapal jenis lainnya ke PT PAL Indonesia, hal ini tentunya membuka peluang bisnis serta menambah kepercayaan galangan nasional lainnya.

Sebelumnya, Filipina memesan dua kapal SSV ke PT PAL Indonesia dengan nilai pemesanan keduanya mencapai sekitar Rp1,1 triliun.

Ekspor kapal perang ini diawali setelah PT PAL Indonesia memenangkan tender dan lelang Internasional yang diadakan negara setempat pada tahun 2014, dengan mengalahkan delapan negara salah satunya Korea Selatan. (*)


--------------------------------------

Profil Adenandra 

1.Nama Lengkap : Adenandra Sulistyo Hendrawan
2.Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 1 Oktober 1975
3.Pekerjaan : PT PAL Indonesia
4. Alamat : Griya Candramas, Kabupaten Sidoarjo.

Pendidikan Formal
1.S-1 Perkapalan Universitas Muhammadiyah Surabaya, Oktober 2010
2.Diploma Bangunan Kapal Poltek Perkapalan Surabaya 1999

Pendidikan Non Formal 
1.Pelatihan Manajemen Proyek Kapal FTK-ITS 2012
2.Assessor dan Writter Pusdiklat PT PAL 2003
3.Pelatihan Kapal NonbajaKAPAL PT PALSeptember 1992

Jabatan
1.Karo Renpek Konstruksi Kapal 2005
2.Koordinator Desaian Proyek M229 2004
3.Kabeng Assemly 150T 2003
4.Koordinator Produksi Proyek M185 2002
5.Staf Dep Erection DKN 1999
5.Tukang Joiner 1992

Keluarga
Istri : Pratiwi Diah Lestari
Anak :
1.Harits Urdha W
2.Hana Usha W
3.Helga Utari W

-----------------------------------------------------------------

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017