Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai figur Wakil Gubernur Jawa Timur mendatang lebih tepat dijabat oleh seorang birokrat berpengalaman.

"Para calon Gubernur yang muncul mayoritas politisi maka yang tepat mendampinginya adalah orang dari birokrasi," ujarnya ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, roda pemerintahan di Provinsi Jawa Timur selama ini berjalan sangat positif dengan berbagai penghargaan administratif yang didapatkan dari berbagai pihak, terutama Pemerintah Pusat.

Karena itulah, kata dia, dengan modal pengalaman birokrasi yang dimilikinya maka roda pemerintahan dijamin tetap berlangsung baik sehingga dibutuhkan pasangan tepat.

"Kalau gubernurnya politisi maka tepat pasangannya dari birokrat murni, terutama yang karirnya dimulai dari bawah," ucap dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut.

Kendati demikian, lanjut dia, tidak semua birokrat layak untuk memimpin provinsi ini karena dibutuhkan seseorang yang memahami persoalan administrasi dan keuangan.

"Bukan sekadar modal birokrasi, kemudian yakin dan percaya diri untuk maju. Tapi birokrat yang memahami administrasi serta keuangan, syukur-syukur pernah menjadi bupati/wali kota atau penjabat sementara kepala daerah," katanya.

Tak itu saja, untuk mengimbangi calon Gubernur Jatim yang menurutnya sangat layak dipimpin dari seorang Nahdliyyin maka wakilnya selain dari birokrat, namun juga aktif di organasasi.

Sementara itu, beberapa nama yang disebut-sebut potensial sebagai orang nomor dua di lingkungan Pemprov Jatim antara lain Nurwiyatno yang sekarang menjabat inspektur Pemprov Jatim, ketua PA GMNI Jatim sekaligus pernah menjadi Penjabat Wali Kota Surabaya.

Selain itu, nama mantan Kepala Dinas Peternakan Jatim sekaligus mantan Penjabat Bupati Ponorogo Maskur juga dinilai berpeluang. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017