Menjadi anggota Badan SAR Nasional yang selalu siap siaga 24 jam untuk melakukan penyelamatan atau evakuasi kepada korban bencana memang tidak mudah dilakukan. Namun, bagi Dini Nurfitriyah hal tersebut dijalani dengan semangat tinggi dan keikhlasan.

Dini yang menjabat sebagai Koordinator Pos SAR Jember itu menyukai petualangan di alam bebas sejak duduk di bangku SMA dan bergabung dengan organisasi pecinta alam. Karena itu,  kegiatan Basarnas untuk mencari orang yang hilang, mengevakuasi korban bencana, memberikan pertolongan medis, dan melakukan operasi SAR tidak asing baginya.

"Saya sadar tugas menjadi anggota Basarnas memang berat, namun sejauh ini saya lakoni dengan sukacita karena banyak kawan-kawan yang sangat membantu dalam berbagai kegiatan operasi SAR," ucap perempuan yang mengawali karirnya sebagai Humas di Basarnas.

Menjadi anggota Basarnas, tentu harus siap secara lahir dan batin karena tak hanya jiwa sosial, namun mental kuat sangat dibutuhkan dalam melaksanakan berbagai misi pencarian dan penyelamatan di medan paling sulit sekalipun.

Apalagi Kabupaten Jember yang memiliki 31 kecamatan berpotensi tinggi terhadap bencana alam seperti bencana banjir bandang, tanah longsor, banjir genangan, kecelakaan laut, dan tsunami, sehingga memerlukan kesiapsiagaan yang cukup tinggi bagi anggota SAR di wilayah setempat.

"Sejauh ini saya belum terlibat dalam rescue operasi SAR karena sebelumnya bidang saya hanya di Humas dan saya baru terjun rescue saat bertugas di Kantor Pos SAR Jember setahun terakhir," ucap perempuan kelahiran Kabupaten Jember pada 19 Juni 1984 itu.

Kendati demikian, Dini harus selalu siap dengan profesinya yang penuh tantangan dan risiko, serta menjalankan tugas yang tidak kenal waktu dengan medan yang berat saat melakukan kegiatan operasi SAR baik di pegunungan, laut, maupun udara.

"Semangat Ibu R.A Kartini juga menginsipirasi saya untuk bisa menjadi seorang anggota Basarnas sejati, sehingga kaum perempuan juga bisa turun di lapangan dalam kegiatan SAR untuk membantu sesamanya di medan berat sekalipun," katanya.

Saat melakukan kegiatan operasi SAR yang membutuhkan waktu berhari-hari, Dini juga harus meninggalkan keluarga untuk melakukan upaya penyelamatan atau pertolongan terhadap korban bencana alam.

Tidak hanya itu, memberikan pengertian terhadap keluarga akan tugasnya yang tidak kenal waktu juga dilakukan, sehingga suaminya bisa memahami akan tugasnya sebagai Koordinator Pos SAR Jember.

"Sebagai perempuan tentu harus mandiri dan tidak menggantungkan semuanya kepada suami, namun kita tetap harus menjalani kodrat sebagai wanita saat di rumah dengan melakukan pekerjaan sehari-hari seperti ibu rumah tangga pada umumnya," ucap alumnus Akademi Komunikasi Indonesia (Akindo) Yogyakarta itu. 

Dini berharap kaum perempuan yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan kelembutan dapat menjadi pemimpin dalam kegiatan operasi SAR baik di darat, laut, maupun di udara demi misi kemanusiaan yang tak ternilai harganya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017