Malang, (Antara Jatim) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy mengemukakan kualitas Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Pendidikan Kesetaraan Program Paket C setara dengan sekolah formal.

"Kualitas penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) untuk pendidikan kesetaraan juga semakin baik dan tidak diragukan lagi, sebab sering kali masih dianggap hanya sebagai formalitas, padahal mereka menjalani UN dengan bersungguh-sungguh," katanya di sela meninjau pelaksanaan UNBK Pendidikan Kesetaraan Program Paket C di SMP Negeri 5 Kota Malang, Jawa Timur, Minggu.

Ia mengakui sebelumnya dirinya merasa khawatir dengan penerapan UNBK bagi Program Kesetraaan Paket C tersebut, namun semuanya dapat diatasi dan berjalan lancar, meski peserta ujian tidak semuanya berusia muda."Alhamdulillah semuanya lancar, meski ada yang sudah tua," ujarnya.

Penyelenggaraan UN Pendidikan Kesetaraan Program Paket C pada tahun ini hampir seluruhnya berbasis komputer dengan jumlah peserta mencapai 626 orang. Program Paket C tersebut didata dari 10 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan satu Sanggar Kegiatan Belajar (SKB).

Dari 626 peserta tersebut, enam peserta di antaranya berada Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Lowokwaru, namun  mereka mengikuti UN masih berbasis pensil dan kertas. Soal-soal UN dikirimkan ke Lapas Lowokwaru.

Hanya saja, dari 626 peserta UNBK Program Paket C tersebut ada yang tidak hadir. Sebanyak 20 peserta dari PKBM Kartini tidak hadir sejak hari pertama UNBK yang digelar Sabtu (15/4).

Mendikbud meninjau pelaksanaan UNBK di dua sekolah dari 10 sekolah yang ditunjuk menyelenggarakan UNBK bagi Program Paket C, yakni SMK Negeri 4 dan SMP Negeri 5. (*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017