Magetan (Antara Jatim) - Ratusan umat Hindu di Kabupaten Magetan dan sekitarnya merayakan rangkaian ritual Hari Raya Nyepi tahun Saka 1939 di Pura Sanggha Bhuwana komplek Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, salah satunya dengan menggelar pawai ogoh-ogoh, Senin.
     
Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Raya Nyepi setempat, Mayor Sus I Wayan Sudartika, mengatakan, pawai ogoh-ogoh merupakan bagian dari Tawur Kesanga atau Upacara Buta Yadnya. Ogoh-ogoh tersebut diarak keliling pura untuk kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar.
     
"Ogoh-ogoh atau raksasa merupakan simbol sisi buruk dan kejahatan manusia. Sisi sifat binatang yang harus dijauhi oleh manusia menuju sifat manusiawinya," ujar I Wayan Sudartika kepada wartawan.
     
Ia menjelaskan, diaraknya ogoh-ogoh berwarna hijau dan kuning tersebut sebagai simbol untuk menetralisir energi negatif di sekitar pura menjadi energi yang positif. 
     
Pawai ogoh-ogoh adalah bagian dari persiapan menjalankan catur brata penyepian. Sehingga setelah semua ritual selesai, maka semua umat Hindu bisa menjalankan Nyepi dengan kondisi suci dan bersih. 
     
Sebelumnya, ratusan umat Hindu di wilayah Magetan dan eks-Keresidenan Madiun tersebut telah menjalani prosesi upacara Melasti. 
     
Sementara, selain sebagai ritual umat Hindu, pawai ogoh-ogoh tahun 2017 tersebut juga menjadi perhatian warga sekitar komplek. Mereka berbondong-bondong ingin melihat langsung pawai tersebut. 
     
Bahkan ratusan warga tersebut ikut berkeliling di area komplek Lanud Iswahjudi Magetan. Selain, penasaran, mereka juga senang melihat prosesi pawai hingga pemusnahannya dengan dibakar.
     
Sesuai rencana, perayaan Hari Nyepi di Pura Sanggha Bhuwana komplek Lanud Iswahjudi, Magetan, akan digelar selama emat hari, mulai tanggal 26 Maret hingga 29 Maret 2017. 
     
Perayaan tersebut meliputi, ritual Melasti, Bhuta Yadnya, Catur Brata Nyepi, dan Ngembak Geni. Semuanya dilakukan dengan sangat khidmat meski umat pesertaya tidak sebanyak seperti di Bali. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017