Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 769 siswa SMA dan Mahasiswa se-Indonesia mengikuti lomba merancang jembatan inovatif bertajuk "Bridge Competition" 2017 yang digelar Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya, Sabtu.

"Tahun ini peserta semakin banyak, yakni ada 769 peserta tersebut dari 263 tim dengan," kata Ketua panitia Bridge Competition UK Petra 2017 Ivan Widjaja.

Ivan mengatakan peserta tersebut berasal dari tujuh provinsi yang berbeda di Indonesia yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Lampung dan Yogyakarta. Untuk peserta kategori SMA mencapai 139 tim dengan 410 orang peserta sedangkan peserta Universitas mencapai 124 tim dengan 359 orang peserta

"Bridge Competition 2017 ini masuk dalam rangkaian acara Petra Construction Expo (PCE) dengan tema 'Raise the bar, reach the highest'," ucapnya.

Dia menjelaskan, dipilihnya tema tersebut dengan harapan semua peserta bisa terus meningkatkan kemampuannya khususnya mendesain struktur jembatan yang inovatif, kuat serta efisien sehingga dapat mencapai potensi tertinggi mereka dan menghasilkan design struktur jembatan yang paling efisien.

Peserta, kata Ivan tak langsung mengikuti lomba. Sebelum lomba, para peserta harus melalui berbagai macam kegiatan terlebih dahulu sebelum menghadapi kompetisi di antaranya "Briefing day", "Workshop day", "Rally games", "Elimination day" dan Final.

Setelah itu para peserta diajarkan bagaimana mendesaign struktur jembatan yang ringan tapi kuat, mereka ditantang untuk menyusun arsitektur jembatan dengan bahan dasar kayu balsa yang diberikan oleh panitia.

"Saat Elimination day, jembatan yang telah dibuat para peserta dari rumah akan dibebani secara perlahan-lahan dengan kerikil lalu diambil nilai efisiennya," tuturnya.

Syarat jembatan berbahan dasar kayu balsa ini harus mempunyai tinggi maksimal 15 centimeter, lebar maksimal 8 centimeter, panjang maksimal 40 centimeter, mampu menyambungkan jurang sepanjang 30 centimeter dan bentang jembatannya harus ada clearance setinggi 4 centimeter.

“Saat sesi Elimination day akan diambil 20 tim dari tingkat SMA dan 20 tim dari tingkat universitas. Kategori penilaiannya adalah nilai efisiensi jembatan yaitu berat yang dapat ditahan oleh jembatan dibagi dengan massa jembatan itu sendiri," ujar Ivan.

Sementara itu, salah satu peserta dari Politeknik Negeri Jakarta Gabal Elma Arief mengatakan dirinya tertantang mengikuti kompetisi tersebut karena pesertanya yang ikut dari seluruh Indonesia dan punya reputasi yang baik.

Dia menyebut dimensi jembatan yang kecil membuat kompetisi ini menantang. Biasanya, kata Elma, pada lomba semacam ini peserta akan memberikan proposal terlebih dahulu. Setelah itu, siapa yang proposalnya baik akan maju ke babak final.

"Sedangkan di sini, UKP langsung memberikan model jembatannya. Jadi modelnya dari mereka, siapa yang efektif akan mesuk final. Finalnya baru membuat di tempat. Jadi lebih tertantang," katanya.

Dia menjelaskan, pada lomba ini kesulitannya terletak pada bebanya. Beban itu datang dari kerikil yang dituangkan ke semacam pipa ke jembatan yang sudah dipasang. Sedangkan para peserta melakukan percobaan dengan pelan-pelang mungkin.

"Itu yang membuat jembatan tidak stabil dan menjadi kesulitan tersendiri," ujar mahasiswi semester IV itu Teknik Sipil itu.

Untuk mengikuti lomba ini, Elma dan Tim Pioneer Nusantara telah mempersiapka segala sesuatunya lebih dari seminggu. "Untuk persiapan tidak begitu lama karena kemarin habis ikut lomba juga. Tapi kami cukup serius karena ini kan banyak tim hebat yang ikut," tuturnya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017