Surabaya, (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberi wejangan kepada Guru SD/MI maupun SMP/MTs di wilayah setempat guna mempersiapkan diri menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun 2017.

"Peran guru ini sangat penting dalam mendidik dan melatih para siswa untuk mampu bersaing menghadapi era globalisasi," kata Risma dalam rapat kerja kepala SD/MI, SMP/MTs, dan PKBM se-Surabaya, Sabtu.

Risma menjelaskan, guru menjadi sebuah modal utama untuk mencetak para generasi emas bangsa yang tidak hanya pintar dalam pelajaran, tapi juga memiliki ketahanan fisik dan mental yang baik pula.

"Ke depan siswa Surabaya tidak hanya bersaing dengan anak-anak Indonesia saja, namun juga bersaing dengan seluruh pelajar di dunia," tuturnya.

Untuk siap menghadapi era persaingan pasar bebas (AFTA) tahun 2020 mendatang, lanjutnya, sebagai seorang pendidik guru harus mampu menyiapkan para siswa untuk bisa lebih kuat, yakni dengan melatih anak untuk berani bertempur dengan kekuatan mereka sendiri bukan menggantungkan orang lain.

"Ukuran patokan kita adalah anak-anak agar bisa bersaing dengan masyarakat dunia," ujarnya.

Oleh sebab itu, kata Risma, untuk mendapatkan nilai yang baik dalam UN para siswa harus berjuang sendiri dengan belajar yang sungguh-sungguh dan tidak menggunakan cara-cara yang tidak menjunjung tinggi nilai kejujuran.

Dia menambahkan setiap anak mempunyai kelebihan dan kelemahan, untuk itu para guru dan sekolah harus terus menggali bakat dan potensi siswa agar bertambah kemampuannya.

"Untuk menjadi juara tidak hanya dibutuhkan kekuatan fisik saja namun mental para siswa juga harus terus dilatih menghadapi berbagai tantangan. Buat anak-anak memiliki mental juara dengan demikian mereka dapat bersaing dengan pelajar lain didunia," ucapnya.

Risma juga mengimbau kepada guru agar tidak menakut-nakuti para siswa menghadapi ujian baik US, USBN maupun UN. Dia berharap para guru dapat membesarkan hati para siswa menghadapi ujian.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan berpesan agar para guru dan kepala sekolah mempersiapkan para siswa menghadapi ujian, baik ujian sekolah untuk SD dan USBN untuk jenjang SMP.

Menurutnya, dengan ujian sekolah berbasis komputer, sekolah sudah tidak repot-repot lagi mencetak soal. "Jadi guru-guru lebih fokus untuk mendampingi siswa" kata Ikhsan.

Keuntungan lain dari USBK ini, kata Ikhsan, siswa jauh lebih terbiasa menggunakan komputer. Selama ini pihaknya hanya mendorong saat simulasi dan "try out online", tapi suasananya bukan untuk ujian sesungguhnya.

"USBK ini 11 mapel yang dikerjakan siswa. Diharapkan ketika UNBK nanti anak-anak, pengawas, guru, proktor sudah siap semua," ujarnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017