Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengajak masyarakat menjaga sumber mata air sebagai wujud melestarikan lingkungan sekaligus memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari.
"Sumber mata air sekarang berkurang maka harus dijaga, bahkan menemukan sumber mata air baru," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf di sela kompetisi perahu naga dalam rangka peringatan Hari Air se-Dunia di Surabaya, Sabtu.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, memisalkan mata air di Sungai Brantas yang dulu memiliki lebih dari 300 mata air, namun saat ini di bawah 200 mata air.
Selain itu, saat ini rasio air di Pulau Jawa saat ini mencapai 0,4 persen, padahal rasio air idealnya kurang dari 0,25 persen dari suplai air yang ada sehingga menjadi pekerjaan rumah semua pihak untuk turut menjaga kelestarian lingkungan agar sumber-sumber mata air terus terjaga.
Yang perlu dilakukan, kata dia, adalah bagaimana mengurangi pengolahan air serta penggunaan kembali air limbah industri dan rumah tangga yang telah diolah.
Sementara itu, Rektor Insititut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Ir Joni Hermana PhD mengatakan rasio air di Pulau Jawa 0,4 persen dari suplai yang ada sehingga kritis.
Tak itu saja, lanjut dia, saat musim hujan terdapat pemanfaatan air yang sia-sia karena air hanya mengakibatkan banjir dan lewat begitu saja ke laut tanpa bisa dimanfaatkan.
"Karenanya sebagai bentuk kecintaan pada air, ITS menggelar kegiatan susur sungai dengan menggunakan perahu karet untuk membantu membersihkan sungai dari kotoran," katanya.
Di sisi lain, dalam rangka memperingati Hari Air se-Dunia 2017, Kelompok Pecinta Pemerhati Lingkungan (KPPL) ITS Surabaya menggelar kompetisi perahu naga di kampus ITS.
Kompetisi diikuti oleh 13 peserta dari sejumlah komunitas dayung, Direktorat Kepolisian Air Polda Jatim, SMK kelautan, serta berbagai komunitas lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017